Renungan
Renungan Joger, Jumat, 24 September 2021
Kalau bisa, janganlah “luruskan sejarah secara berbelok-belok” hanya sesuai dengan kepentingan, keinginan, maupun selera kita yang tidak sesuai dengan kenyataan maupun fakta yang sesungguhnya! Marilah tulis “sejarah positif maupun sejarah kelam bangsa kita” sesuai dengan kejadian yang sesungguhnya terjadi di masa lalu bangsa kita! Jauhkanlah kebohongan atau pemutarbalikan sejarah! Jangan wariskan catatan kebohongan atau pemutarbalikan fakta untuk generasi penerus bangsa kita!
Renungan Joger, Selasa, 21 September 2021
Daripada jadi manusia “super ambisius” yang cenderung harus “hidup kesepian dan kedinginan jauh di atas sana”, tentu saja lebih baik, lebih nyaman, dan lebih bahagia jadi manusia biasa yang boleh hidup sederhana dan/atau wajar-wajar saja dengan banyak teman, banyak rasa syukur, banyak cinta kasih, dan kebahagiaan di bawah sini!
Renungan Joger, Senin, 20 September 2021
Marilah kita undang dan sikapi para investor secara merdeka, dalam arti secara baik, bebas, adil, sportif, dan bertanggungjawab! Investor juga manusia biasa seperti kita, bukan kambing hitam atau kambing congek, bukan setan/iblis, bukan sapi perahan, bukan kelinci percobaan, bukan dewa penolong super sakti, tapi juga bukan malaikat super suci. Mereka butuh kita, tapi kita tentu juga butuh mereka!
Renungan Joger, Minggu, 19 September 2021
Hidup ini memang penuh risiko! Buktinya, jangankan banyak bicara, bahkan ketika kita diam dan tidak melakukan apa-apa pun tetap saja ada risiko yang harus kita terima. Makanya, marilah kita manfaatkan semangat juang kita untuk menghadapi dan mengatasi segala risiko, justru agar kita bisa dan boleh benar-benar memanfaatkan dan menikmati “manisnya” peluang-peluang yang bersembunyi di balik risiko-risiko di depan kita. OK?
Renungan Joger, Sabtu, 18 September 2021
Orang sabar itu (walaupun tidak selalu) biasanya memang bisa dan boleh saja subur dan makmur, tapi orang yang terlalu sabar maupun terlalu tidak sabar bisa saja malah ditinggal kabur. Makanya, kalau bisa, hindarilah untuk memiliki sifat maupun sikap yang terlalu sabar maupun terlalu tidak sabar. Miliki sifat dan sikap wajar sewajarnya!
Renungan Joger, Jumat, 17 September 2021
Salah satu (bukan satu-satunya) ciri negatif atau kebiasaan buruk orang-orang yang tidak atau belum benar-benar merdeka, adalah ketika mereka sedang tidak ditindas, mereka pun langsung merasa berhak dan/atau bahkan wajib untuk menindas atau memaksakan “kehendak mereka dengan memanfaatkan kekuatan fisik, mental, verbal, spiritual, maupun finansial”. Jangan takut, tapi tetaplah waspada! Oke?
Renungan Joger, Kamis, 16 September 2021
Sebagai orang yang benar-benar (tidak seolah-olah saja) beragama, sudah selayaknyalah kita juga benar-benar ber-Tuhan! Sebagai orang yang benar-benar ber-Tuhan, sudah selayaknyalah kita juga benar-benar berperikemanusiaan, berwawasan lingkungan, berwawasan kebangsaan, berpikir positif, berbicara positif, bersikap positif, menghormati dan menghargai konsep maupun praksis kehidupan bersama yang benar-benar berkemerdekaan dan benar-benar berkeadilan.
Renungan Joger, Rabu, 15 September 2021
Sesuai dengan “catatan sejarah peradaban manusia”, ternyata banyak sekali “sejarah” yang “diluruskan secara berbelok-belok” sesuai dengan kepentingan, selera, maupun keinginan para pemenang yang sedang sangat amat berkuasa. Padahal sebuah bangsa yang tidak mau menulis sejarah sesuai dengan kenyataan yang terjadi biasanya tidak mungkin benar-benar maju, karena “sejarah mereka” biasanya hanyalah seperti penipuan terhadap diri mereka sendiri saja. Marilah kita belajar dari sejarah yang sesuai fakta!
Renungan Joger, Selasa, 14 September 2021
Kalau bisa, janganlah jual tanah kita kepada orang luar desa, luar kota, luar pulau, dan/atau apalagi orang luar negeri kita, karena ketika tanah kita sudah kita jual pada orang luar, maka itu juga berarti bahwa kita harus siap menerima dan menyikapi orang luar itu sebagai “investor”, bukan sebagai kelinci percobaan, kambing congek, kambing hitam, maupun sapi perahan. Atau bagaimana menurut Anda???
Renungan Joger, Sabtu, 11 September 2021
Jika pekerjaan kita memang marketer, pembicara, motivator, pengacara, jaksa, hakim, tukang kotbah, penasihat, penjual obat, pedagang, penipu, maupun provokator, janganlah terlalu sering percaya pada pepatah atau nasihat “sedikit bicara banyak bekerja”
Renungan Joger, Kamis 09 September 2021
Selama niat dan tujuan kita memang benar-benar baik, silakan dengar dan perhatikan pendapat orang lain, tapi tidak perlu takut atau malu ketika dikritik maupun di fitnah. Tetaplah istikamah atau konsisten dan konsekuen dalam menjalankan maupun meraih tujuan-tujuan kita yang maslahat secara baik, jujur, ramah, rajin, berani, bersyukur, bermanfaat secara tekun dan tahu diri. Jangan takut, tetapi tetaplah waspada.
Renungan Joger, Rabu, 08 September 2021
Alangkah indah dan damainya hidup di dunia fana yang penuh misteri ini kalau saja kita semua benar-benar (tidak hanya seolah-olah saja) mau, mampu, sempat, ikhlas, dan mantap mensyukuri serta melaksanakan niat kita untuk menciptakan dan merawat “surga dunia” tanpa membangun “neraka dunia” yang menyengsarakan manusia. Oke?
Renungan Joger, Senin, 06 September 2021
Kalau bisa kita tangani sendiri, tanganilah sendiri, tapi kalau memang sudah benar-benar tidak bisa sendiri, barulah minta uluran tangan saudara atau teman atau ahlinya. Tapi kalau semua tangan manusia memang sudah benar-benar tidak sanggup menanganinya, barulah kita boleh secara tahu diri dan rendah hati memohon uluran Tangan Tuhan Yang Mahakuasa dan Mahabijaksana.
Renungan Joger, Kamis, 02 September 2021
Jangankan ketika berkiprah sebagai pengusaha penjual jasa, bahkan ketika kita jadi penguasa yang sudah banyak berjasa pun sebaiknyalah kita tetap mau dan bisa tersenyum ramah secara wajar kepada para stakeholder di segala cuaca! Wajar-wajar sajalah dalam bersikap!
Renungan Joger, Rabu, 01 September 2021
Tahukah Anda, bahwa terlalu banyak maupun terlalu sedikit bekerja, bisa membuat kesehatan dan/atau keseimbangan jiwa, raga, pikiran, dan kantong kita terganggu. Oke?
Renungan Joger, Selasa 31 Agustus 2021
Ketika “kebenaran” hanya diukur dengan “jumlah pendukungnya”, maka kebohongan maupun kejahatan yang didukung banyak orang pun akan terpaksa kita terima sebagai kebaikan maupun kebenaran. Itu berbahaya, dong!
Renungan Joger, Senin, 30 Agustus 2021
Ketika sedang optimis, imbangilah dengan pesimisme yang wajar, tapi ketika ketika sedang pesimis, imbangilah dengan optimisme yang wajar juga, sehingga hidup kita pun bisa dan boleh tetap berjalan secara wajar juga! Setuju? Merdeka!
Renungan Joger, Minggu, 29 Agustus 2021
Kemerdekaan (kebaikan yang benar-benar baik, jujur, adil, beradab, bermanfaat, bertanggungjawab, dan bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa) adalah hak asasi dan/tetapi juga kewajiban asasi semua orang, dalam arti orang lain maupun diri kita sendiri yang walaupun bagaimana, kan juga orang, bukan orang-orangan, bukan orang-aring, dan juga bukan orong-orong. Makanya, marilah kita saling menghormati dan menghargai secara benar-benar merdeka. Jangan saling meremehkan!
Renungan Joger, Sabtu, 28 Agustus 2021
Orang yang benar-benar merdeka versi Joger, adalah orang yang benar-benar baik, jujur, adil, beradab, dan polos yang benar-benar tidqak mau, bukan tidak mampu, tidak punya kesempatan, tidak hebat, dan juga bukan tidak punya kekuasaan untuki melakukan tindakan penindasan, penjajahan, pemaksaan kehendak, pemaksaan selera, korupsi, kolusi, nepotisme, premanisme, fanatisme, diskriminasi negatif, maupun terorisme destruktif. Oke?
Renungan Joger, Jumat, 27 Agustus 2021
Orang yang benar-benar merdeka versi Joger, adalah orang yang benar-benar berpikir dahulu sebelum bicara, menulis, bertanya, maupun berbuat, tetapi tentu saja tidak sampai terlalu lama berpikir sampai tidak sempat bicara, menulis, bertanya, maupun berbuat baik dan kebajikan demi kebaikan, keselamatan, kegembiraan, kesejahteraan, maupun kebahagiaannya sendiri dalam kesadaran dan kapasitasnya sebagai makhluk sosial yang juga makhluk individu yang benar-benar baik, jujur, adil, bermanfaat, dan bertanggungjawab secara dunia maupun akhirat. Setuju? Terima kasih!
Renungan Joger, Kamis, 26 Agustus 2021
Pengusaha yang benar-benar merdeka, adalah pengusaha biasa yang benar-benar baik, jujur, ramah, rajin, bertanggungjawab, berimajinasi, berinisiatif, berani, bersyukur, bermanfaat, tekun, dan tahu diri dalam rangka mewujudkan, merawat, maupun, menumbuhkembangkan kesejahteraan hidupnya bersama segenap stakeholder-nya maupun shareholder-nya yang benar-benar berkeadilan dan berkesinambungan. Marilah kita ramai-ramai menjadi pengusaha yang tetap benar-benar merdeka! Setuju?
Renungan Joger, Rabu, 25 Agustus 2021
Awas 1001 awas! Barang siapa pun terlalu meremehkan maupun terlalu menghargai siapa atau apapun secara tidak wajar, tidak optimal, dan/atau secara berlebih-lebihan, berarti sudah dan akan kehilangan kemerdekaan atau kendali terhadap siapa atau apa pun yang terlalu dia remehkan maupun terlalu hargai tersebut. Makanya, kalau bisa, sikapi segala sesuatu secara benar-benar baik, jujur, adil, dan wajar!
Renungan Joger, Senin, 23 Agustus 2021
Orang yang benar-benar merdeka versi Joger, adalah orang beriman dan berbudaya yang benar-benar mau, mampu, sempat, ikhlas, dan mantap menghormati, menghargai, serta mencintai, Tuhan Yang Maha Esa dan Maha Besar, tanpa meremehkan maupun mengecilkan orang atau hati rakyat kecil miskin yang hampir selalu tidak berdaya menghadapi berbagai kekerasan maupun ketidakadilan hidup yang seharusnya indah bagi semua orang, bukan hanya bagi orang-orang elit tertentu saja. Jangan takut, tapi tetaplah cerdas, kritis, dan merdeka!
Renungan Joger, Minggu, 22 Agustus 2021
Orang benar-benar merdeka versi Joger, adalah orang yang ketika benar-benar kaya, benar-benar tidak mentang-mentang kaya. Dan ketika belum benar-benar kaya, benar-benar tidak mentang-mentang belum kaya. Senantiasa biasa-biasa alias wajar-wajar saja! Merdeka!
Renungan Joger, Jumat, 20 Agustus 2021
Orang yang benar-benar merdeka, adalah orang yang benar-benar mau, mampu, hampir selalu, ikhlas, dan mantap menguasai maupun mengendalikan hawa nafsu keserakahan, keinginan untuk berekspansi, kemauan, kemampuan, maupun kesempatannya untuk menyalahgunakan potensinya untuk menindas maupun menjajah orang lain atau pihak lain, walaupun kemudiannya dia malah harus berhadapan dengan orang-orang atau pihak-pihak pongah yang suka dan pandai menghalalkan segala cara untuk menang, untuk berkuasa, untuk menindas, untuk menjajah, bukan untuk baik.
Renungan Joger, Kamis, 19 Agustus 2021
Kalau bisa, janganlah sampai meremehkan maupun menghormati siapa atau apa pun secara berlebih-lebihan! Marilah kita hormati, hargai, dan cintai NKRI kita tercinta ini secara benar-benar (jangan hanya seolah-olah saja) baik, jujur, adil, wajar, optimal, bermoral, beretika, beragama, ber-Tuhan, berperikemanusiaan, berwawasan lingkungan, berwawasan kebangsaan, beriktikad, dan/atau berkemerdekaan. Terima kasih!!
Renungan Joger, Rabu, 18 Agustus 2021
Membeli maupun memakai barang-barang mewah dan mahal, belum tentu salah dan juga belum tentu dosa, terutama kalau dibeli dengan duit kita sendiri yang benar-benar halal, legal, dan sudah bayar pajak, tetapi kalau dipamerkan secara pongah dan arogan di depan masyarakat miskin yang hidup serba susah, kemungkinan besar bisa salah dan/atau bahkan dosa. (Tapi, maaf, ini hanyalah pendapat pribadi Mr/Pak Joger yang belum tentu benar, tapi juga belum tentu salah). Silakan sampaikan pendapat Anda! Merdeka!
Renungan Joger, Selasa, 16 Agustus 2021
BERANI MATI MEMANG HEBAT TAPI BERANI HIDUP LEBIH MSLAHAT! Cintailah diri kita sendiri tanpa sambil membenci siapa-siapa!
Renungan Joger, Jumat, 13 Agustus 2021
Walaupun berbentuk mirip seperti monyet, tapi kita kan punya hati nurani yang bisa dan boleh kita jadikan tempat bertanya jika kita ingin berpikir, berkata, berbuat, berperasaan, maupun bernaluri, sehingga kita pun tidak sampai menjadi binatang liar dan buas, melainkan tetap menjadi manusia yang senantiasa punya kemauan dan kemampuan untuk bersikap adil dan beradab secara berkesinambungan. Beriktikad namanya.
Renungan Joger, Kamis, 12 Agustus 2021
Sebagai manusia merdeka dan berbudaya yang benar-benar ingin hidup bahagia lahir batin, marilah kita jadikan setiap detik kehidupan kita sebagai awal jadi orang baik, lebih baik, atau terbaik dan/atau sekaligus juga sebagai akhir untuk jadi orang yang jahat, curang, kejam, suka mengeluh, dan menjadi masalah atau beban bagi sesama.