Renungan

Renungan Joger, Minggu, 21 Februari 2021

Kalau bisa, janganlah mengukur tingkat kebenaran maupun keadilan hanya dengan menghitung jumlah pendukung maupun dengan hanya mendengar kekerasan suara pendukungnya saja, apalagi pendukung yang hanya mau mendukung setelah dibayar saja! Jauhilah komersialisasi kebenaran maupun keadilan. Terima kasih!

Renungan Joger, Sabtu, 20 Februari 2021

Kalau bisa, janganlah sampai membeli kekuasaan, keadilan maupun kebenaran dengan uang haram dan ilegal, karena untuk merawat maupun membelanya, akan dibutuhkan lebih banyak lagi uang yang lebih haram dan lebih ilegal. Jangan beli “pengampunan dosa”, karena pada hakekatnya, dosa itu hanya akan diampuni oleh Tuhan Yang Maha Esa, Mahaadil, dan Mahatahu, kalau kita memang sudah dan akan tetap benar-benar bertobat lahir maupun batin. Jangan beli cinta palsu, kecuali dengan uang palsu! Jangan percaya ocehan Joger, kecuali yang sudah terbukti saja!

Renungan Joger, Jumat, 19 Februari 2021

“Kegagalan” yang benar-benar mau, mampu, sempat, ikhlas, dan mantap kita ambil hikmahnya atau jadikan pelajaran berharga untuk menata kehidupan yang lebih baik dan lebih mantap, tentu saja lebih baik dan lebih bermanfaat daripada “kesuksesan” yang malah hanya membesarkan kepala maupun mulut kita saja. Setuju? Setuju tidak setuju, tetap terima kasih! Matur Suksema!

Renungan Joger, Kamis, 18 Februari 2021

Cinta adalah perasaan suka yang sangat indah dan menyenangkan untuk kita pikirkan maupun katakan dalam hati, tapi tentu saja akan bisa lebih indah dan lebih menyenangkan lagi, kalau setelah kita pikirkan maupun katakan dalam hati, juga mau, mampu, sempat, ikhlas, dan mantap kita wujudkan atau jalankan bersama secara baik, jujur, adil, beradab, dan romantis. Kalau tidak percaya, lakukan, dan/atau alami saja sendiri! setuju?!?

Renungan Joger, Rabu, 17 Februari 2021

Marilah kita jaga keseimbangan antara kuantitas dan kualitas PMDN atau Penanaman Modal Dunia Nyata kita dengan kuantitas dan kualitas PMA atau Penanaman Modal Akhirat kita, karena kemungkinan besar surga dan neraka itu memang benar-benar ada, bahkan kalau, toh sampai tidak ada pun tetap saja lebih baik dan lebih aman kalau benar-benar punya PMDN dan PMA yang seimbang dan memadai, daripada tidak seimbang atau jomplang. Jangan takut, tapi tetaplah optimal!

Renungan Joger, Selasa, 16 Februari 2021

Bagaimana mau maju sebagai sebuah bangsa yang merdeka, kalau setelah lebih dari 75 tahun merdeka pun tetap saja banyak diantara kita belum benar-benar sadar dan paham perbedaan arti kata sukarela dan terpaksa, sehingga banyak diantara kita malah cari sumbangan dengan cara memaksa.

Renungan Joger, Senin, 15 Februari 2021

Dekat di mata, bisa saja dekat (juga) di hati. Tapi jauh di mata, bisa saja dekat di hati. Dan/tapi walaupun sangat dekat di mata, tetap saja bisa jauh di hati. Semuanya sangat tergantung pada niat, persepsi, kebiasaan, kebutuhan, kesepakatan, maupun keputusan pihak-pihak yang terkait. Joger tidak jauh tidak dekat, karena tetap hanya mau ada di Bali saja.

Renungan Joger, Minggu, 14 Februari 2021

Manusia yang otak dan hatinya sudah dibiarkan penuh dengan hal-hal atau konsep-konsep yang negatif (mudarat), biasanya tidak punya cukup ruang lagi untuk hal-hal/konsep-konsep yang positif (maslahat). Makanya, marilah kita perluas ruang untuk hal-hal/konsep-konsep yang positif, sambil tetap memberikan sisa untuk hal-hal/konsep-konsep negatif yang sudah kita jinakkan dan kontrol agar jadi baik dan positif.

Renungan Joger, Sabtu, 13 Februari 2021

Negeri kita yang heterogen dan sama-sama kita cintai ini memang sudah sulit ditertibkan, karena uang dan kekuasaan sudah terlanjur tumbuh dan berkembang menjadi jauh lebih menarik dan juga lebih dicintai “rakyat” daripada keadilan dan kebenaran!

Renungan Joger, Kamis, 11 Februari 2021

Orang-orang yang tidak atau belum punya kesibukan positif dan konstruktif, biasanya cenderung akan mengisi waktunya dengan berbagai macam pikiran negatif yang destruktif. Makanya, agar waktu-waktu kita tidak sampai harus kita isi dengan pikiran negatif, marilah kita isi penuh waktu-waktu kita dengan pikiran positif, lebih positif, maupun paling positif. Yang penting janganlah sampai terlalu positif dan/atau apalagi sampai terlalu negatif. Selamat Tahun Baru Imlek 12/2/2021.

Renungan Joger, Rabu, 10 Februari 2021

Kalau untuk urusan “cukup maupun kurang”, sebaiknyalah kita tanya diri kita sendiri saja! Janganlah malah tanya ke sana ke mari, kecuali kepada pacar kita, pasangan hidup kita, orang tua kita, mertua kita, guru kita, dosen kita, maupun orang-orang yang memang sudah dan/atau akan tetap banyak ikut ambil bagian (berkontribusi) dalam kehidupan kita yang bisa saja masih panjang dan lebar, he..he. Jangan takut, tapi tetaplah baik & waspada!

Renungan Joger, Selasa, 09 Februari 2021

Kadang-kadang kita ini terlalu mudah, terlalu cepat, dan/atau bahkan terlalu dalam terpengaruh oleh kegemerlapan maupun kemewahan bangsa asing yang disebarluaskan atau dipamerkan melalui film-film maupun iklan-iklan impor, bahkan banyak dari sesama anak bangsa kita yang tampak jauh lebih Korea daripada orang Korea, lebih Arab daripada orang Arab, lebih Tionghoa daripada orang Tionghoa, lebih India daripada orang India, dan lebih Barat daripada orang Jerman Barat, he..he..he. Quo vadis Indonesia? Mau kemana kita? Sudah tahu?

Renungan Joger, Senin, 08 Februari 2021

Kalau memang benar-benar ingin NKRI kita tercinta ini benar-benar tetap utuh dan maju, dengan berbekal “Iktikad” alias “Niat baik yang benar-benar baik, tapi tidak terlalu baik”, marilah kita pagari diri kita masing-masing, justru agar kita tidak sampai terlalu terpengaruh oleh “Chinanisasi”, “Arabisasi”, “Amerikanisasi”, “Koreanisasi”, “Jepangisasi”, “Jermanisasi”, maupun berbagai bentuk “pencekokan” secara budaya maupun selera asing. Marilah kita tetap menjadi Indonesia yang benar-benar baik, jujur, adil, beradab, dan merdeka! Salam merdeka dari Pabrik Kata-Kata Joger, Kuta, Bali.

Renungan Joger, Minggu, 07 Februari 2021

Maaf, ralat! Renungan Joger. Sabtu, Tgl 6/2/2021, seharusnya berbunyi: “Salah satu kesalahpahaman manusia tentang Tuhan Yang Maha Esa, adalah karena kebanyakan dari kita masih saja memahami Tuhan (kita bersama) Yang Maha Esa atau Yang Maha Satu itu sebagai sesosok Tuhan yang bisa kita lihat, pegang, hitung, tambahkan, kurangi, bagikan, kalikan, dan kemudian malah monopoli atau “kuasai” sebagai milik kita atau milik kelompok kita saja. Padahal Tuhan Yang Maha Esa itu sama sekali tidak bisa dan (seharusnya juga) tidak boleh dimonopoli oleh siapapun, termasuk oleh “mayoritas” maupun “minoritas”.

Renungan Joger, Sabtu, 06 Februari 2021

Salah satu kesalahpahaman tentang Tuhan Yang Maha Esa, adalah makin banyak saja manusia malah menganggap dan/atau bahkan meyakini bahwa Tuhan Yang Maha Esa itu, kan tidak berbentuk dan sehingga juga tidak bisa dihitung, tidak bisa ditambah, tidak bisa dikurangi, tidak bisa dilipatgandakan, tidak bisa dibagi, dan sehingga juga tidak bisa dimonopoli oleh siapa pun juga, termasuk oleh kelompok mayoritas maupun oleh kelompok minoritas. Oke? Terima kasih!

Renungan Joger, Jumat, 05 Februari 2021

Menurut Mr/Pak Joger, tampaknya mungkin lebih baik dan lebih berpotensi bisa lebih membahagiakan lahir dan batin kita, kalau kita makan “tipat cantok” yang bersih, sehat, enak, menarik, murah, dan meriah, daripada makan “steak daging imported” yang walaupun bersih, bergizi tinggi, bergengsi tinggi, mewah, enak, menarik, tetapi, kan mahal dan mengandung banyak kolesterol. Maaf ini hanyalah pendapat atau selera pribadi.

Renungan Joger, Kamis, 04 Februari 2021

Apa gunanya berebut jadi “wakil rakyat”, kalau ternyata niat dan sikapnya tidak benar-benar memfasilitasi aspirasi, kebutuhan, maupun kepentingan rakyat? Apa gunanya tetap jadi “rakyat” yang baik, jujur, adil, beradab, tertib, dan patuh, kalau ternyata malah hanya dituntut untuk selalu rajin berdoa, kreatif berkarya, bekerja nyata, bekerja keras, bekerja cerdas, bayar pajak, maupun sering-sering bekerja bakti menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan hidup bersama saja?

Renungan Joger, Rabu, 03 Februari 2021

Kalau bisa, janganlah masukkan korupsi, kolusi, maupun nepotisme sebagai “budaya”, karena kebiasaan melakukan 3 bentuk penyalahgunaan kekuasaan itu bukanlah “kebiasaan yang baik dan bermanfaat” yang layak kita pahami, terima, percaya, dukung, maupun angkat derajatnya menjadi “kebudayaan”. Kalau bisa, sebaiknyalah kita agak lebih berhati-hati dalam memahami, menerima, mempercayai, mendukung, maupun mengangkat derajat suatu istilah, apalagi yang kita ucapkan dan sebarluaskan di ruang publik. Setuju???

Renungan Joger, Selasa, 02 Februari 2021

Beberapa teman Jerman saya, mereka sangat sadar dan paham atas kesalahan para generasi tua mereka yang secara sadar maupun karena takut dibunuh oleh kaum NAZI di bawah cekokan Hitler terpaksa ikut membenci orang-orang Yahudi selama bertahun-tahun, tapi tampaknya mereka sepakat genosida terhadap kaum Yahudi yang juga manusia itu adalah aib yang sangat menyedihkan dan memalukan. Apakah kita di NKRI ini juga punya aib seperti di Jerman itu? Atau mungkin tidak?

Renungan Joger, Senin, 01 Februari 2021

Ketika sedang kaya, kalau bisa, janganlah mentang-mentang kaya. Ketika sedang miskin, kalau bisa, janganlah mentang-mentang miskin. Ketika sedang berkuasa, kalau bisa, janganlah mentang-mentang berkuasa. Ketika sedang tidak berkuasa, kalau bisa, janganlah mentang-mentang tidak berkuasa. Ketika sedang bergembira, kalau bisa, janganlah mentang-mentang bergembira. Ketika sedang bersedih, kalau bisa, janganlah meraung-raung sampai mengganggu tetangga.

Renungan Joger, Minggu, 31 Januari 2021

Renungan Joger, Minggu, 31 Januari 2021.
Kalau kita memang yakin bahwa Tuhan itu Mahabaik, marilah kita manfaatkan niat atau keyakinan kita yang baik itu justru untuk senantiasa menjaga dan/atau mengontrol diri kita agar minimal tidak bikin susah orang, dalam arti orang lain maupun diri kita sendiri yang walaupun bagaimana, kan juga orang, bukan orong-orong, bukan orang aring, dan juga bukan orang-orangan. Merdeka!

Renungan Joger, Sabtu, 30 Januari 2021

Ketika melihat para penguasa hidup enak, rasanya ingin sekali jadi penguasa. Tapi ketika melihat banyak penguasa ditangkap KPK dan harus masuk penjara, eh.. lebih baik batal saja jadi penguasa. Ketika melihat para pengusaha hidup enak, rasanya ingin sekali jadi pengusaha. Tetapi ketika melihat banyak pengusaha bangkrut, eh…. lebih baik batal jadi pengusaha! Marilah jadi orang baik, yang selalu berusaha menjadi lebih baik dan/atau bahkan terbaik. OK?

Renungan Joger, Jumat, 29 Januari 2021

Orang-orang yang punya hati yang benar-benar bersih & mulia, biasanya cenderung akan dengan sangat amat mudah melihat orang lain sebagai sesama yang berhati bersih & mulia!

Renungan Joger, Kamis, 28 Januari 2021

Berdamai dan/atau menyesuaikan diri dengan orang lain atau dengan banyak orang memang penting, tapi berdamai dan/atau menyesuaikan diri dengan diri kita sendiri jauh lebih penting. Untuk itu, kenali dan pahami terlebih dahulu diri kita justru untuk memperoleh kedamaian dan keselarasan hidup yang lebih baik!

Renungan Joger, Rabu, 27 Januari 2021

Hindari berurusan dengan orang-orang licik yang selalu memaksakan diri untuk ikut berkiprah di bidang usaha yang pada prosesnya memerlukan daya inovasi dan/atau kreativitas, padahal bisa dan kemauannya hanya meniru, menjiplak hasil karya/ciptaan orang lain yang sudah terbukti laku. Tiruan itu hasil meniru! Tiruan itu seolah-olah asli padahal itu palsu!

Renungan Joger, Selasa, 26 Januari 2021

Bersyukurlah di segala cuaca, maka kita pun niscaya (akan) bahagia dan kaya di segala cuaca. Syukurilah apa maupun berapa pun yang berhasil kita peroleh setelah benar-benar bekerja dan berjuang seoptimal atau sebaik mungkin, maka kita pun tidak akan punya alasan untuk merasa diri kita miskin maupun tidak bahagia! Sifat & sikap positif yang sebaiknya kita miliki serta jalankan, adalah bersyukur di segala cuaca. Setuju? Terima kasih!

Renungan Joger, Senin, 25 Januari 2021

Sebagai pengusaha yang merdeka, untuk melakukan kebaikan maupun kebajikan, Joger tidak perlu disuruh dan/atau apalagi dipaksa. Untuk membatasi diri, Joger malah sejak awal atau sejak bulan Maret 2020 sudah langsung tutup total. Lalu sejak 1 Oktober 2020 Joger juga hanya buka dari jam 10 pagi sampai jam 5 sore saja. Marilah kita batasi kegiatan kita secara benar-benar baik, jujur, adil, beradab, dan bertanggungjawab, dan/atau yang benar-benar merdeka! Selamat datang di Bali yang baik, jujur, unik, bersih, dan aman!

Renungan Joger, Minggu, 24 Januari 2021

Salah satu dari sekian banyak penghalang kemajuan yang juga merupakan pupuk keterpurukan maupun kemunduran kualitas sumber daya manusia adalah kesombongan, puas diri dan kekeraskepalaan kita sendiri.

Renungan Joger, Sabtu, 23 Januari 2021

Kita semua lahir telanjang, dan saat kita harus kembali ke sana juga tidak membawa apapun. Tidak ada satu pun benda yang bisa kita bawa ke alam baka. Tapi kalau memang sama-sama halal dan sama-sama legal, tentu saja lebih baik jika kita bisa mewariskan tumpukan uang dan harta daripada meninggalkan tumpukan utang uang maupun tumpukan utang budi. Oke?

Renungan Joger, Jumat, 22 Januari 2021

Kesuksesan yang benar-benar sukses adalah ketika kita sudah benar-benar (bukan hanya seolah-olah saja) mampu dan mau men(s)yukuri semua kenyataan yang terjadi maupun kenyataan yang tidak terjadi dalam kehidupan kita ini secara wajar alias secara baik, jujur, adil, logis, filantropis, tidak eksesif, konsisten, dan berkesinambungan! OK?