Renungan

Renungan Joger, Selasa, 15 Desember 2020

Renungan Joger, Selasa, 15 Desember 2020.
Hidup di NKRI yang berdasarkan Pancasila ini sebenarnya hanya sangat indah dan menyenangkan saja, kecuali jika kita sudah benar-benar terjebak harus hidup bersama dan/atau apalagi di bawah kekuasaan orang-orang kaya pongah yang berjiwa miskin. Makanya, kalau bisa, hati-hati dan bijaksana lah dalam memilih teman bergaul dan/atau apalagi memilih pemimpin revolusi akhlak, he..he. Hati-hatilah bung!

Renungan Joger, Senin, 14 Desember 2020

Renungan Joger, Senin, 14 Desember 2020.
Saya (Mr/Pak Joger) bukanlah politikus, tapi hanya pengusaha jelek dan bodoh dari Bali. Kalau, toh saya boleh berpendapat, tampaknya NKRI kita ini butuh pemimpin yang benar-benar baik, jujur, dan beriktikad seperti Pak Jokowi, Pak Mahfud MD, Pak Ganjar Pranowo, Ibu Risma, Pak Luhut, Pak Novel Baswedan, Pak Erick Tohir, Pak Jonan, Ibu Susi, Pak Tito, maupun Pak Dudung DKK. Semoga saja pendapat saya ini tidak terlalu berlebihan, sehingga mau didukung oleh makin banyak orang. Setuju?

Renungan Joger, Minggu, 13 Desember 2020

Selama untuk memperoleh suara rakyat masih mahal, selama itu juga lah rakyat tidak bisa memperoleh wakilnya maupun pemimpinnya yang benar-benar baik, jujur, rajin, adil, beradab, dan bertanggungjawab untuk mewujudkan, merawat, maupun menumbuhkembangkan kemaslahatan, keselamatan, kesehatan, kebahagiaan, dan/atau kesejahteraan bersama yang benar-benar berkeadilan. Marilah kita ganti “lingkaran setan” yg hampir selalu berkecamuk menguasai kehidupan di NKRI kita tercinta ini dengan “lingkaran cinta”. Setuju? Terima kasih!

Renungan Joger, 12 Desember 2020

Kalau bisa, janganlah sampai terlalu memuja maupun mencintai uang secara berlebih-lebihan, karena kalau hal itu kita lakukan, janganlah heran kalau kita pun akan tumbuh dan berkembang menjadi hamba atau budak uang. Tapi sebaliknya, janganlah sampai terlalu meremehkan uang, karena kalau hal itu yang kita lakukan, janganlah heran kalau uang pun akan meremehkan dan menjauhi kita. Wajar-wajar sajalah! Oke?

Renungan Joger, Jumat, 11 Desember 2020

Renungan Joger, Jumat, 11 Desember 2020.

Kita tidak mungkin bisa tahu apakah kita memang cocok dan berbakat jadi pengusaha atau tidak, sebelum kita benar-benar mempertaruhkan dan memanfaatkan sebagian waktu, tenaga, pikiran, ruang, maupun uang halal dan legal kita untuk menjalankan berbagai kegiatan bisnis. Ayo, marilah kita ramai-ramai pertaruhkan dan manfaatkan sebagian dari waktu, tenaga, pikiran, ruang maupun uang halal dan legal kita untuk jadi pengusaha secara benar-benar baik, jujur, ramah, rajin, dan beradab! Oke?

Renungan Joger, Kamis, 10 Desember 2020

Renungan Joger, Kamis, 10 Desember 2020.

Kalau tetangga kita atau orang lain mencuri di kebun kita, itu adalah hal yang bisa saja kita terima sebagai hal yang wajar, tapi jika sampai ada orang yang kita beri tempat tinggal, beri makan, beri minum, beri perhatian, beri bayaran yang wajar setiap hari mencuri di kebun kita, itulah yang bisa sangat menyakiti hati, otak, maupun jantung kita, he..he..he. Makanya, hati-hatilah memilih teman bergaul dan/atau apalagi teman hidup, justru agar kita tidak sampai terlalu menyesal kemudian.

Renungan Joger, Rabu, 09 Desember 2020

Yang namanya ulama atau pemuka agama, seharusnya, kan benar-benar baik, jujur, dan toleran, tapi koq ada beberapa orang yang mengaku ulama atau pemuka agama malah bicaranya ngawur, penuh caci maki, penuh ancaman, penuh hinaan, penuh hoax, penuh kebencian, dan/atau bahkan juga penuh hasutan? Mungkin sudah saatnya para penegak hukum kita di seluruh NKRI kita tercinta ini mengikuti ketegasan Pak Dudung (PANGDAM DKI) dalam menyikapi kengawuran ulama-ulama gadungan penyebar perpecahan. Oke? Terima kasih!

Renungan Joger, Selasa, 08 Desember 2020

Renungan Joger, Selasa, 08 Desember 2020.

Ketidakadilan, intoleransi, korupsi, kolusi, nepotisme, pemerasan, persekusi, diskriminasi, buruknya pelayanan publik, rumitnya birokrasi, buruknya pelayanan kesehatan, mahalnya rasa aman, tingginya biaya hidup, dan rendahnya daya beli masyarakat masih saja menghiasi wajah NKRI kita yang indah, luas, subur, dan kaya ini, kapankah negara benar-benar hadir untuk membantu mengatasi semua masalah yang mentradisi ini? Padahal pajak sudah hampir selalu hadir di hampir semua bidang dengan targetnya yang belum pernah kendor.

Renungan Joger, Senin, 07 Desember 2020

Renungan Joger, Senin, 07 Desember 2020.

Kalau, toh memang harus memilih antara beberapa “setan”, sebaiknyalah kita pilih saja “setan” yang benar-benar lebih baik, lebih jujur, dan/atau lebih beriktikad, tapi kalau, toh memang benar-benar tidak ada, tutuplah mata, telinga, maupun hidung kita, lalu tentukanlah pilihan kita sesuai dengan suara hati nurani kita saat itu juga, dan/tapi kalau, toh memang benar-benar tidak ada yang cocok, ya, sebaiknya janganlah ikut memilih, sehingga kita pun tidak harus ikut bertanggungjawab di kemudian hari, he..he..he.

Renungan Joger, Minggu, 06 Desember 2020

Renungan Joger, Minggu, 06 Desember 2020.

Saya (Mr/Pak Joger) bukanlah politikus, tapi hanya pengusaha jelek dan bodoh dari Bali. Kalau, toh saya boleh berpendapat, tampaknya NKRI kita ini butuh pemimpin yang benar-benar baik, jujur, dan beriktikad seperti Pak Jokowi, Pak Mahfud MD, Pak Ganjar Pranowo, Ibu Risma, Pak Luhut, Pak Anies Baswedan, Pak Erick Tohir, Pak Jonan, Ibu Susi, Pak Tito, maupun Pak Dudung DKK. Semoga saja pendapat saya ini tidak terlalu berlebihan, sehingga mau didukung oleh makin banyak orang. Setuju?

Renungan Joger, Sabtu, 05 Desember 2020

Kalau memang ingin cari kambing hitam, carilah kambing yang benar-benar kambing dan benar-benar hitam! Janganlah malah teman yang sudah benar-benar bekerja dan berkarya secara benar- benar baik, jujur, rajin, bertanggungjawab, dan produktif malah dituduh macam-macam tanpa bukti maupun penjelasan yang relevan dan memadai. Kalau memang ingin membangun Indonesia, pakailah cara-cara Indonesia yang benar-benar baik dan cocok dengan keadaan Indonesia saat ini, janganlah pakai cara luar negeri! Oke?

Renungan Joger, Jumat, 04 Desember 2020

Bagaimana mau menegakkan hukum, kalau niat baik kita saja belum benar-benar baik? Bagaimana mau membersihkan birokrasi, jika mereka yang diberi mandat untuk membersihkan saja masih kotor isi otak, isi hati, maupun isi kantongnya? Bagaimana mau membangun negeri, kalau bikin undang-undang saja lebih banyak ribut maupun ribetnya? Bagaimana mau khusyuk beribadah, kalau bikin rumah ibadah saja sebagian besar sumbangannya bersumber dari para koruptor & provokator?

Renungan Joger, Rabu, 02 Desember 2020

Renungan Joger, Rabu, 02 Desember 2020.

Kalau memang benar-benar (tidak seolah-olah saja) ingin kesejahteraan yang benar- benar berkeadilan, berarti hukum yang benar-benar beriktikad harus benar-benar ditegakkan oleh para penegak hukum kita yang benar-benar beriktikad juga. Dalam hal ini “benar-benar beriktikad” berarti “benar-benar berniat baik yang benar-benar baik, lebih baik, maupun terbaik, tidak berniat baik terlalu baik maupun terlalu tidak baik”. Marilah bangkit bersama! Merdeka!

Renungan Joger, Selasa, 01 Desember 2020

Renungan Joger, Selasa, 01 Desember 2020.

Sering merasa iri dan dengki pada mereka yang sukses, kaya, dan bahagia? Cobalah hentikan pemanfaatan waktu, tenaga, maupun pikiran negatif kita untuk melampiaskan rasa iri dan dengki kita, lalu cobalah untuk benar-benar bekerja keras maupun bekerja cerdas secara benar-benar baik, jujur, adil, rajin, sabar, hemat, bersyukur, bertanggungjawab, dan tekun, cepat atau lambat, pasti kita juga bisa dan boleh menikmati kesuksesan dan kebahagiaan hidup seperti mereka yang sudah kita curigai macam-macam. Semoga sukses!

Renungan Joger, Senin, 30 November 2020

Renungan Joger, Senin, 30 November 2020.

Bagaimana mau bangkit dan maju membangun kesejahteraan bersama yang benar-benar berkeadilan, kalau  pemimpin maupun penguasa yang kita pilih dan percaya untuk mengatur malah melanggar peraturan? Mereka yang kita percaya untuk jadi penegak hukum malah melanggar hukum? Mereka yang kita percaya untuk menjadi pagar malah makan tanaman yang kita tanam, rawat, pupuk, dan tumbuh-kembangkan? Tetapi, walaupun bagaimana tetaplah sadar, sabar, dan kritis secara wajar!

Renungan Joger, Minggu, 29 November 2020

Salah satu kelemahan “penguasa” (orang-orang yang suka memperebutkan kekuasaan), adalah sangat rentan atau rapuh menghadapi godaan untuk tidak menyalahgunakan “kekuasaan” yang sedang dipercayakan kepada mereka. Inilah yang disebut “dilema”. Untuk mengatur, kita butuh pengatur yang kita percaya untuk mengatur, tapi ketika pengatur yg kita percaya untuk mengatur, justru merekalah yang melanggar aturan? Quo vadis NKRI? Quo vadis KPK? Quo vadis keadilan? Kapan dan bagaimana caranya mau dan maju?

Renugan Joger, Sabtu, 28 November 2020.

Manfaatkanlah sebagian besar dari waktu, tenaga, maupun pikiran kita untuk berpikir positif, bekerja keras, bekerja cerdas, bekerja sama, berbagi tugas, maupun berbagi rezeki secara benar-benar baik, jujur, adil, beradab, rajin, hemat, bertanggungjawab, tekun, dan berkesinambungan, jangan-jangan kita juga bisa dan boleh mencapai kesuksesan, kemakmuran, maupun kebahagiaan seperti mereka yg selama ini sudah kita curigai macam-macam karena kita sudah iri dan dengki.

Renungan Joger, Jumat, 27 November 2020

Renungan Joger, Jumat, 27 November 2020

Ekstremis-ekstremis pongah yang suka mentang-mentang itu jumlahnya sebenarnya sangat sedikit, tetapi mereka sangat banyak punya waktu luang untuk mendemonstrasikan maupun meneriakkan ide-ide mereka yang tidak logis dan destruktif, dan yang lebih repot lagi, ternyata di NKRI ini banyak juga manusia-manusia heteronomi yang tidak jelas niat dan sikapnya malah sok bijaksana membela para ekstremis yang sedikit itu dengan berbagai alasan yang tidak benar-benar solutif. Tolong jangan impor masalah dari negara-negara yang suka perang. Oke?

Renungan Joger, Kamis, 26 November 2020

Renungan Joger, Kamis, 26 November 2020.

Untuk membangun NKRI ini kita memang tidak butuh diktator bertangan besi, tetapi kita butuh tangan-tangan yang lebih tegas dan lebih keras daripada suara-suara maupun sikap-sikap keras para provokator, para pengacau, para perencana makar, para koruptor, para ekstremis, para pendukung negara agama, maupun para penumpang gelap yang berpotensi menggerus semangat persatuan NKRI yang berdasarkan Pancasila yang benar-benar beriktikad. Setuju?

Renungan Joger, Rabu, 25 November 2020

Renungan Joger, Rabu, 25 November 2020.

Untuk bisa “beribadah ritual secara baik” maupun untuk bisa sering-sering melakukan kerja bakti menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan hidup kita bersama, sudah selayaknyalah kita mau, mampu, dan rajin berkarya kreatif, bekerja nyata, maupun bekerja sama secara benar-benar baik, jujur, adil, beradab, dan bertanggung-jawab agar makin banyak orang suka berurusan dengan kita! Kurangilah omong kosong! > Terima kasih!

Renungan Joger, Selasa, 24 November 2020

Renungan Joger, Selasa, 24 November 2020.

Salah satu (bukan satu-satunya) kebaikan yang dianjurkan maupun diajarkan oleh para pemuka agama apapun juga maupun oleh kelima sila dalam Pancasila kita bersama, adalah jangan mentang-mentang dalam berniat maupun bersikap di kehidupan kita bersama di dunia yang fana dan penuh misteri ini. Marilah kita hidup bersama secara wajar-wajar saja! Jangan kurang ajar! Karena keadilan adalah kewajaran! Setuju?

Renungan Joger, Senin, 23 November 2020

Renungan Joger, Senin, 23 November 2020.

Kalau memang benar-benar ingin NKRI ini tetap punya makin banyak koruptor, preman, provokator, teroris, maupun penentang Pancasila, sudah selayaknyalah partai-partai besar maupun kecil yang masih eksis di NKRI ini tetap ngotot mencalonkan calon-calon anggota legislatif yang punya track record yang jahat, keji, kejam, kotor, radikal, provokatif, dan/atau terutama anti-Pancasila, he..he..he.

Renungan Joger, Minggu, 22 November 2020.

Masalah klasik manusia sejak zaman purba, adalah sangat suka mengatur, tetapi sangat tidak suka diatur. Sangat suka mengatur, tetapi sangat amat tidak suka dan juga sangat amat tidak mampu mengatur dirinya sendiri secara benar-benar baik, jujur, adil, beradab, dan sportif. Makanya, kalau saja semua orang sudah benar-benar mau, mampu, sempat, ikhlas, dan mantap mengatur dirinya masing-masing, tentu saja dunia ini akan sangat baik, aman, dan damai. Tetapi itu, kan kalau saja, he..he. Salam hangat dari Joger, Balinesia.

Renungan Joger, Sabtu, 21 November 2020.

Pada dasarnya hampir semua orang biasa (bukan orang luar biasa) biasanya pasti suka hidup secara benar2 baik, jujur, dan bahagia, tetapi sayang selalu ada saja orang2 luar biasa yang beranggapan dan/atau bahkan percaya bahwa kebahagiaan hidup bisa dicapai dengan cara2 yang tidak baik dan tidak jujur. Makanya, kalau bisa, marilah kita rembukkan dan pastikan apa, sih yg benar2 baik bagi kemaslahatan, keselamatan, dan kebahagiaan kita bersama sebagai bangsa Indonesia?

Renungan Joger, Jumat, 20 November 2020

Renungan Joger, Jumat, 20 November 2020.

Kalau bisa, janganlah sampai benar-benar meremehkan apa atau siapa pun secara berlebih-lebihan! Tetapi sebaliknya, janganlah sampai benar-benar terlalu memuja-muja, memuji-muji, dan/atau apalagi sampai terlalu mencintai seseorang maupun sesuatu secara berlebih-lebihan. Marilah kita buka lebar-lebar mata, telinga, hati, tangan, maupun hidung kita untuk meneliti segala sesuatu maupun semua orang secara wajar sebelum benar-benar bersikap. Kalau belanja, telitilah sebelum benar-benar membeli. Oke?

Renungan Joger, Kamis, 19 November 2020

Renungan Joger, Kamis, 19 November 2020.

PAKAR bukanlah orang pintar yang hanya pandai dan gemar mengolah, mengelola, maupun mengutak-atik hal-hal yang sederhana dan mudah menjadi rumit dan sukar, tetapi sebaliknya malah benar-benar mau, mampu, dan sangat suka menyederhanakan dan memudahkan hal-hal yang rumit-rumit dan sukar-sukar. Untuk membangun NKRI kita tercinta ini kita sangat butuh banyak pakar yang benar-benar (tidak seolah-olah saja) punya sikap hidup yang benar-benar baik, jujur, ramah, rajin, bertanggungjawab, berimajinasi, berinisiatif, berani, bersyukur, bermanfaat, tekun, dan tahu diri. * Salam hangat dari Joger, Kuta, Bali.

Renungan Joger, Rabu, 18 November 2020

Renungan Joger, Rabu, 18 November 2020.

Orang yang 100% benar-benar suci itu sebenarnya belum pernah benar-benar ada, tetapi itu bukan berarti bahwa orang yang secara beramai-ramai dianggap suci benar-benar tidak ada. Pada dasarnya hanya “bayi yang masih berada di kandungan ibunyalah” yang bisa benar-benar 99% suci dan murni. Makanya, kalau bisa dan jika memang ingin mensucikan atau mengidolakan seseorang, janganlah terlalu terburu nafsu, tetapi bukalah mata, telinga, otak, maupun hati kita lebar-lebar untuk menelitinya terlebih dahulu.

Renungan Joger, Selasa, 17 November 2020

Renungan Joger, Selasa, 17 November 2020.

MANUSIA yang benar-benar MANUSIA, biasanya pasti sangat mendambakan kedamaian hidup yang benar-benar berkeadilan. Tetapi sebaliknya “binatang berbentuk manusia”, biasanya malah sangat suka pada kekacauan yang biadab untuk memancing di air yang keruh. Jangan takut, tetapi marilah kita waspadai para penumpang gelap yang menginginkan NKRI kita ini kacau dan hancur. Marilah kita waspadai segala bentuk ekstremisme maupun segala bentuk kementang-mentangan yang justru sangat pandai, licik, dan munafik!

Renungan Joger, Senin, 16 November 2020

Renungan Joger, Senin, 16 November 2020.

Kalau memang ingin jadi pemimpin mafia, belajar dan berusaha lah agar kita benar-benar tetap punya serta menjalankan sifat-sifat dan sikap-sikap jahat, kejam, dan keji yang lebih jahat, lebih kejam, dan lebih keji dari mereka yang ingin tetap kita pimpin, tetapi kalau memang ingin jadi pemimpin orang baik-baik yang produktif, belajar dan berusahalah agar kita tetap punya sifat-sifat dan sikap-sikap yang benar-benar lebih baik dan lebih rajin dari mereka yang ingin tetap kita pimpin. Marilah kita hormati, hargai, serta cintai NKRI kita tercinta ini secara optimal! OK?

Renungan Joger, Minggu, 15 November 2020.

Kalau kita pikir kita ini susah, cobalah lihat ke kiri, ke kanan, maupun ke bawah, ternyata banyak sekali sesama kita yang (jauh) lebih susah, tetapi kalau kita pikir kita ini senang, bersyukurlah dan janganlah malah hanya menyibukkan diri kita untuk melihat ke atas saja, karena di atas sana banyak sesama kita yg kelihatannya (jauh) lebih enak, walaupun belum tentu mereka benar-benar lebih bahagia daripada kita yg benar-benar bersyukur secara benar-benar wajar. Kalimat kuncinya: Syukurilah kenyataan hidup kita sendiri secara benar-benar wajar! Oke? Terima kasih!