Renungan

Renungan Joger, Senin, 07 September 2020

Renungan Joger, Senin, 07 September 2020.

Yang jadi masalah itu bukanlah orang-orang yang benar-benar baik, jujur, dan terhormat, melainkan orang-orang yang tidak benar-benar baik, jujur, dan terhormat, tapi sangat pandai memanfaatkan uang haram dan uang ilegal mereka untuk memenangkan persepsi atau image di hati masyarakat yang belum cerdas dan kritis. Makanya, kalau bisa, hati-hatilah memilih pemimpin! Pilihlah pemimpin yang punya rekam jejak yang benar-benar baik, jujur, dan terhormat saja! OK?

Renungan Joger, Sabtu, 05 September 2020.

Kata-kata adalah ungkapan-ungkapan yang merupakan kesepakatan kita bersama. Istilah hitam untuk warna hitam bisa saja kita ganti dengan putih, kalau kita para pemakai kata itu memang benar-benar sepakat. OK?

Renungan Joger, Jumat, 04 September 2020.

Awas 1001 awas! Sebagai manusia biasa yang ingin sukses dan/atau hidup bahagia, sudah selayaknyalah kita percaya diri secara tahu diri, sehingga kita pun tidak sampai terjebak dalam urusan-urusan maupun masalah-masalah terlalu besar yang biasanya cenderung membuat kita lupa kepada Tuhan Yang Mahabesar!> Wajar itu indah dan damai.

Renungan Joger, Kamis, 03 September 2020

Renungan Joger, Kamis, 03 September 2020.

Kalau memang benar-benar ingin mengabdi, sebenarnya ada banyak sekali cara untuk mengabdi dan menunjukkan cinta kita pada negeri ini. Makanya, kalau bisa, janganlah sampai terpaksa mengeluarkan biaya-biaya siluman, apalagi kalau sampai harus menjual sawah atau ladang hanya untuk memperoleh status ‘Abdi masyarakat’ atau ‘Pegawai negeri’. OK?

Renungan Joger, Rabu, 02 September 2020

Renungan Joger, Rabu, 02 September 2020.

Lahir dan mati memang sepenuhnya di tangan Tuhan Yang Mahaesa, Mahabaik, Mahatahu, Mahaadil, Mahabijaksana, dan Mahakuasa, tapi untuk bisa dan boleh hidup bahagia maupun tidak bahagia, kedua-duanya adalah tergantung pada niat dan sikap kita sendiri, walaupun yang dimaksud dengan diri kita sendiri itu, tidak selalu bisa dan boleh benar-benar sendiri, he..he.

Renungan Joger, Selasa, 01 September 2020

Renungan Joger, Selasa, 01 September 2020.

Kalau memang bukan penakut, janganlah mau takut ketika ditakut-takuti! Kalau memang pemberani, tetaplah berani karena memang benar-benar berniat dan bersikap baik, lebih baik, maupun terbaik, tapi janganlah sampai berniat dan bersikap terlalu baik, dan/atau apalagi sampai terlalu tidak baik! Ojo dumeh! Jangan mentang-mentang! Kurangilah omong kosong! Perbanyak kerja nyata dan kerja bakti!

Renungan Joger, Senin, 31 Agustus 2020

Renungan Joger, Senin, 31 Agustus 2020.

“Revolusi” yang biadab, radikal, dan destruktif tidak mungkin bisa kita hindari, kecuali jika kita semua benar-benar mau, mampu, sempat, ikhlas, dan mantap berinstrospeksi dan kemudian juga benar-benar memperbaiki niat dan sikap kita untuk benar-benar mempercepat evolusi secara benar-benar baik, jujur, adil, beradab, aktif, konstruktif, inovatif, kreatif, produktif, bertanggungjawab, dan berkesinambungan. Kurangilah omong kosong! Merdeka!

Renungan Joger, Sabtu, 29 Agustus 2020

Renungan Joger, Sabtu, 29 Agustus 2020.

Kalau bukan pengecut, janganlah berkecut hati ketika dipecut! Kalau bukan domba, janganlah mau diadu domba! Kalau bukan orang dungu, janganlah percaya begitu saja ketika dijejali dengan berita bohong, dongeng, hoax, maupun fitnah yang provokatif dan destruktif! Kalau bukan orang sembarangan, janganlah buang-buang maupun bakar-bakar sampah sembarangan! Tetaplah cerdas dan kritis!

Renungan Joger, Jumat, 28 Agustus 2020

Renungan Joger, Jumat, 28 Agustus 2020.

Kalau memang masih benar-benar mampu, sempat, dan boleh memilih, pilihlah pekerjaan yang paling halal, paling legal, paling menyejahterakan, paling bergengsi, dan paling menyenangkan, tapi kalau sudah tidak ada lagi, sebaiknya pelajari, pahami, terima, tekuni, syukuri, dan senangilah pekerjaan yang benar-benar masih ada atau tersisa untuk kita! Begitu saja, koq repot! Begitulah kata Gus Dur! OK? Terima kasih!

Renungan Joger, Kamis, 27 Agustus 2020

Renungan Joger, Kamis, 27 Agustus 2020.

Jika kita lebih suka kaya dan bahagia, janganlah pikir orang lain lebih suka miskin dan sengsara. Kalau kita lebih suka dihormati dan dicintai, janganlah pikir orang lain lebih suka diremehkan dan dibenci. Kalau kita suka dimaafkan janganlah malu minta maaf dan juga janganlah tidak mau memaafkan orang yang sudah menyesal dan minta maaf kepada kita! Kalau kita tidak suka beromong kosong, janganlah pikir orang lain tidak suka berkarya maupun bekerja nyata. Jauhilah sikap mentang-mentang! Merdeka!

Renungan Joger, Rabu, 26 Agustus 2020

Renungan Joger, Rabu, 26 Agustus 2020.

Ekonomi kerakyatan versi Joger, adalah bagaimana kita semua tanpa kecuali secara baik, jujur, adil, beradab, merdeka, wajar, dan/atau optimal memperkaya diri kita masing-masing tanpa membiarkan dan/atau apalagi sampai membuat sesama tetap dan/atau apalagi tambah miskin, dan tentu saja juga tanpa merusak lingkungan hidup kita bersama yang sama dan yang satu ini. > Terima kasih!

Renungan Joger, Selasa, 25 Agustus 2020

Renungan Joger, Selasa, 25 Agustus 2020.

Keterbukaan dan toleransi adalah sepasang sikap yang bisa kita jadikan kunci kemajuan NKRI yang berdasarkan Pancasila ini, sedangkan fanatisme, korupsi, dan terorisme, adalah tiga serangkai pintu gerbang kehancuran NKRI yang konon sama-sama sangat amat kita cintai ini. Setuju?

Renungan Joger, Senin, 24 Agustus 2020

Renungan Joger, Senin, 24 Agustus 2020.

Kalau bisa, janganlah meremehkan apapun, termasuk janganlah meremehkan masalah kecil. Karena masalah kecil yang kita remehkan, biasanya akan berkembang jadi masalah besar yang bahkan bisa lebih besar daripada kemampuan kita untuk mengatasinya. Buktinya, virus corona yang superkecil. Gara-gara tidak kita waspadai, malah berkembang menjadi pandemi yang sangat amat membingungkan dan mengerikan bagi kita semua. Aduh!

Renungan Joger, Sabtu, 22 Agustus 2020

Renungan Joger, Sabtu, 22 Agustus 2020.

Kalau bisa, seharusnyalah kita baik, tidak jahat! Hemat, tidak kikir! Bangga, tidak sombong! Tertib, tidak ngacau! Merdeka, tidak menjajah! Ramah, tidak ngawur! Rajin, tidak malas! Jujur, tidak curang! Bertanggungjawab, tidak suka cari kambing hitam! Suka bersyukur, tidak suka mengeluh! Suka membantu, tidak suka membebani! Mendukung, tidak memeras! Wajar-wajar saja tidak kurang ajar! Terima kasih!

Renungan Joger, Jumat, 21 Agustus 2020

Renungan Joger, Jumat, 21 Agustus 2020.

Pada dasarnya semua manusia adalah baik, walaupun selalu ada saja manusia yang belum sadar dan belum paham bahwa ketidakbaikan dan/atau apalagi kejahatan bisa sangat berakibat buruk bagi pelakunya. Bersabarlah dan jelaskan lah secara baik-baik akibat buruk yang bisa menimpa orang tidak baik dan/atau apalagi orang jahat. Janganlah langsung marah atau ngamuk-ngamuk, karena langsung marah-marah atau ngamuk-ngamuk itu, kan tidak baik. Sabaarrrr!

Renungan Joger, Rabu, 19 Agustus 2020

Renungan Joger, Rabu, 19 Agustus 2020.

Kalau bisa, marilah kita ramai-ramai wujudkan rasa hormat maupun rasa cinta kepada Tuhan Yang Mahaesa maupun pada NKRI kita tercinta ini, cukup dengan menjalankan secara sebaik-baiknya dan sejujur-jujurnya tugas, fungsi, maupun profesi kita masing-masing saja! Terima kasih!

Renungan Joger, Sabtu, 15 Agustus 2020

Kalau memang masih boleh mengemukakan pendapat, kami (segenap anggota keluarga Joger maupun pendukung setia filosofi GARING) sangat ingin agar saudara kita Jerinx tidak dihukum secara maksimal tetapi cukup optimal alias jangan sampai “over dosis”, apalagi kalau dia sudah sadar dan minta maaf atas kekhilafannya. Hidup IDI! Hidup Seniman! Hidup NKRI! Lawan Corona! Dan marilah kita jauhi konspirasi yang memperberat penderitaan rakyat kecil, rakyat besar, maupun rakyat kelas menengah! OK? Terima Kasih!

Renungan Joger, Jumat, 14 Agustus 2020

Renungan Joger, Jumat, 14 Agustus 2020.

Manusia yang benar-benar beradab, adalah manusia yang secara sadar dan paham mempelajari hal-hal yang benar-benar baik dan bermanfaat untuk benar-benar (tidak seolah-olah saja) menghormati, menghargai, dan mencintai Tuhan (kita bersama) Yang Maha Esa, Mahabaik, dan Mahabijaksana sambil menghormati, menghargai, dan mencintai semua ciptaan-Nya secara benar-benar baik, jujur, wajar, adil, beradab, dan masuk akal, bukan untuk membenci maupun menghina.

Renungan Joger, Kamis, 13 Agustus 2020

Renungan Joger, Kamis, 13 Agustus 2020.

Sadar dan paham kah Anda, bahwa apapun yang sudah kita pikirkan, katakan, rencanakan, maupun lakukan di masa lalu, semuanya akan memberikan buah atau pala yang manis maupun racun atau hukuman yang menyakitkan kita saat ini maupun di masa depan. Kalau tidak di sini atau di dunia fana, ya di sana atau di akhirat yang kekal, kelak. Jangan takut, tapi tetaplah baik, jujur, adil, beradab, bermoral, beragama, ber-Tuhan, berperikemanusiaan, dan bertanggungjawab. Terima kasih!

Renungan Joger, Rabu, 12 Agustus 2020

Renungan Joger, Rabu, 12 Agustus 2020.

Alangkah indahnya hidup di NKRI tercinta ini, kalau saja pemerintah benar-benar mau dan mampu mempublikasikan atau menyadarkan masyarakat luas bahwa pajak yang dibayar oleh para wajib pajak di negeri ini adalah salah satu sumber untuk membiayai berbagai macam pembangunan termasuk “dana desa”, sehingga investor maupun pekerja migran kita di desa-desa pun tidak “diganggu” dengan berbagai macam retribusi ilegal alias “pungli” yang bersembunyi di balik wadah yang seharusnya baik, suci, dan legal. Terima kasih!

Renungan Joger, Selasa, 11 Agustus 2020

Renungan Joger, Selasa, 11 Agustus 2020.

Bulan madu itu memang hanya beberapa hari atau hanya beberapa bulan, tetapi kehidupan dan pernikahan itu berlangsung sangat lama dan menyenangkan, asalkan kita benar-benar beruntung punya pasangan hidup yang benar-benar (tidak hanya seolah-olah saja) baik, jujur, romantis, humoris, kreatif, supportif, bertanggungjawab, dan menyenangkan. Banyak-banyaklah berdoa dan berusaha agar kita bisa tetap kreatif! Oke?

Renungan Joger, Senin, 10 Agustus 2020

Renungan Joger, Senin, 10 Agustus 2020.

Pasangan hidup kita bisa panjang umur secara sehat jiwa, raga, maupun pikirannya, asalkan kita sebagai pasangannya benar-benar mau, mampu, sempat, ikhlas, dan mantap mendampinginya secara benar-benar baik, jujur, ramah, rajin, adil, beradab, bertanggungjawab, supportif, humoris, dan menyenangkan. Silakan coba, mumpung masih belum terlambat. Ketidakbahagiaan adalah hal yang lebih baik dicegah daripada diobati. Setuju?

Renungan Joger, Sabtu, 08 Agustus 2020

Renungan Joger, Sabtu, 08 Agustus 2020.

Siapa bilang pengusaha tidak bisa menjadi penghormat dan pencinta tanah air? Makanya, kalau memang mampu, marilah kita sikapi para karyawan dan karyawati kita secara benar-benar wajar, optimal, adil, beradab, bermoral, beretika, kekeluargaan, Pancasilais, berperikemanusiaan, berwawasan lingkungan, merdeka, dan/atau secara benar-benar baik, jujur, ramah, rajin, bertanggungjawab, berimajinasi, berinisiatif, berani, dan bersyukur! Oke?

Renungan Joger, Jumat, 07 Agustus 2020

Renungan Joger, Jumat, 07 Agustus 2020.

Sebaik apapun cara hidup kita, filosofi kita, adat-istiadat kita, keyakinan kita, niat kita, selera kita, maupun ajaran agama kita, jalankanlah secara sebaik mungkin saja, jangan paksakan kepada orang, dalam arti kepada orang lain maupun kepada diri kita sendiri yang walaupun bagaimana, kan juga orang, bukan orang-aring, bukan orong-orong, dan juga bukan orang-orangan. Karena memaksakan kehendak dan/atau apalagi dengan memakai kekerasan, adalah hal yang pasti tidak baik dan kemungkinan besar dilarang Tuhan. Setuju?

Renungan Joger, Kamis, 06 Agustus 2020

Renungan Joger, Kamis, 06 Agustus 2020.

Bagaimana caranya menghormati, menghargai, mencintai, merawat, dan membangun NKRI ini, kalau “mereka” yang suka menghina, meremehkan, membenci, merusak dan mengharcurkan NKRI malah lebih bebas dan lebih lantang berbicara, berteriak, maupun berdemontrasi? Quo vadis pencinta NKRI? Quo vadis pengamal Pancasila? Quo vadis kebaikan? Quo vadis kejujuran? Quo vadis keadilan?

Reungan Joger, Rabu, 05 Agustus 2020

Reungan Joger, Rabu, 05 Agustus 2020.

Awas 1001 awas, ajaran-ajaran bertentangan dengan semangat Pancasila seperti komunisme, ekstrem kiri, ekstrem kanan, radikal jahat, maupun fanatisme mengandung kebencian yang destruktif bisa sangat diterima oleh orang-orang kecewa yang sedang tidak bersyukur, tidak happy, sakit hati, jengkel, maupun yang sudah frustrasi atau putus asa. Jangan takut, tetapi tetaplah sadar, paham, adil, beradab, bijaksana, dan/atau waspada! Terima kasih!

Renungan Joger, Selasa, 04 Agustus 2020

Renungan Joger, Selasa, 04 Agustus 2020.

Kalau bisa, marilah kita kurangi atau jinakkan “kecemburuan sosial”, justru dengan secara benar-benar baik dan jujur meningkatkan dan/atau menggalakkan “kecemburuan berbuat sosial” membantu sesama yang benar-benar pantas, perlu, dan mau menerima bantuan kita yang wajar secara benar-benar wajar (bukan pemalas, pemabuk, maupun yang hanya pandai dan rajin bikin onar). Marilah kita hidup secara baik dan jujur saja!

Renungan Joger, Senin, 03 Agustus 2020.

Kalau saja semua orang (tanpa kecuali) benar-benar mau, mampu, sempat, ikhlas, dan mantap mengendalikan keserakahannya sendiri secara benar-benar (tidak seolah-olah saja) wajar (tidak kurang ajar), optimal (tidak sampai serba maksimal dan/tapi juga tidak sampai serba minimal), dan/atau merdeka (baik, jujur, adil, beradab, beragama, ber-Tuhan, berperikemanusiaan, dan berwawasan lingkungan) tentu saja tidak perlu sampai ada orang yang harus hidup miskin maupun sampai harus hidup benar-benar sengsara. Terima kasih!

Renungan Joger, Sabtu, 01 Agustus 2020

Renungan Joger, Sabtu, 01 Agustus 2020.

Apa gunanya hidup sebagai orang kaya uang dan harta di atas, di samping, maupun di antara orang-orang miskin? Dan/tapi mungkin lebih tidak berguna lagi kalau kita harus hidup miskin dan sengsara di atas, di samping, di antara, maupun di bawah orang-orang kaya utang uang maupun kaya utang budi? Makanya, marilah kita syukuri hidup kita justru dengan positif berpikir, khusyuk berdoa, kreatif berkarya, dan produktif bekerja! OK?

Renungan Joger, Kamis, 30 Juli 2020

Renungan Joger, Kamis, 30 Juli 2020.

Menurut hemat saya (Mr. Joger yang belum dan tidak akan pernah benar-benar mau bersikap terlalu hemat maupun terlalu tidak hemat) untuk apa, sih kita beragama, kalau hanya untuk merasa diri kita saja yang ber-Tuhan sambil menuduh orang lain tidak ber-Tuhan? Saya (Mr. Joger) juga tidak percaya kalau ada orang yang mengaku bahwa Tuhan (kita bersama) Yang Maha Esa dan Mahaada sebagai tidak “Ada”. Orang itu hanya masih belum sadar dan paham siapa, apa, dan ciptaan siapa dirinya. Doakan saja agar dia cepat sadar dan paham! Oke?