Renungan
Renungan Joger, Senin, 09 Desember 2019
Renungan Joger, Senin, 09 Desember 2019.
Lebih baik merasa diri jelek dan bodoh, tapi punya semangat untuk memperbaiki dan juga mau belajar, daripada selalu merasa diri sudah bagus atau cantik, hebat, pintar dan bijaksana, sehingga malas, arogan dan tidak mau belajar.
Renungan Joger, Minggu, 08 Desember 2019
Renungan Joger, Minggu, 08 Desember 2019.
Kekayaan alam NKRI kita tercinta ini seharusnya sangat amat cukup untuk menyejahterakan seluruh rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke secara wajar, tapi buktinya sejak jaman Orla, Orba, dan bahkan sampai zaman reformasi seperti sekarang ini, ternyata masih saja ada sesama kita yang sangat amat sulit menyejahterakan diri mereka secara sangat sederhana sekali pun, ini mungkin karena ada pihak-pihak yang terlalu pongah dan terlalu serakah yang mengacau
Renungan Joger, Sabtu, 07 Desember 2019
Renungan Joger, Sabtu, 07 Desember 2019.
Salah satu (bukan satu-satunya) keheranan campur kekecewaan yang sering muncul dalam otak dan hati kita (terutama di akhir bulan atau tanggal tua) adalah ketika uang-uang yang kita cari, kumpulkan, dan kelola secara tidak mudah dan dalam waktu yang tidak singkat, malah bisa sangat cepat dan sangat mudah kita habiskan, he..he..he. Makanya, ketika terima gaji, tabunglah sebagian sebelum mulai kita pakai. Oke?
Renungan Joger, Jumat, 06 Desember 2019
Renungan Joger, Jumat, 06 Desember 2019.
Siapa bilang memberantas korupsi itu mudah? Makanya, janganlah lemahkan KPK yang tugas pokoknya adalah memberantas korupsi, kolusi, nepotisme, bukan mencegah, karena untuk pencegahan korupsi, kolusi, maupun nepotisme, itu adalah tugas dan kewajiban masing-masing individu yang benar-benar merdeka. Ayo, marilah kita sendiri cegah keinginan kita sendiri untuk melakukan hal-hal yang tidak baik dan mudarat. Sebaiknyalah KPK tetap benar-benar baik dan kuat! Setuju?
Renungan Joger, Kamis, 05 Desember 2019
Renungan Joger, Kamis, 05 Desember 2019.
Yang harus dihadapi oleh Pak Jokowi, Pak Erick Tohir, Pak Ahok, dan seluruh pencinta NKRI ini bukanlah mafia Migas saja, tapi ribuan orang pongah (tidak tahu malu) yang sudah sejak zaman Orba menjadi parasit serakah luar biasa yang sudah secara signifikan melemahkan upaya efisiensi merdeka yang sudah berusaha dilakukan oleh segelintir putra-putri kita yang benar-benar baik, jujur, adil, beradab, Pancasilais, dan/atau merdeka. Sadar, bersatu, dan bangkitlah NKRI!
Renungan Joger, Rabu, 04 Desember 2019
Renungan Joger, Rabu, 04 Desember 2019.
Yang harus ramai-ramai kita lakukan, bukanlah penghematan membabi buta yang tidak bertanggungjawab, tapi efisiensi merdeka atau penghematan yang benar-benar terencana secara benar-benar (tidak seolah-olah saja) baik, jujur, adil, beradab, dan bertanggungjawab dalam rangka menciptakan kesejahteraan berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat NKRI yang benar-benar baik, jujur, dan rajin bekerja maupun berkarya, bukan yang jahat, suka ngacau, dan malas berkarya/bekerja. Sadar, bersatu dan bangkitlah Indonesia! Merdeka!
Renungan Joger, Selasa, 03 Desember 2019
Renungan Joger, Selasa, 03 Desember 2019.
Salah satu (bukan satu-satunya) tugas pokok penguasa (pejabat publik) di NKRI kita tercinta ini, adalah melakukan efisiensi merdeka sejak merencanakan apapun dalam rangka menciptakan, menjaga, merawat, memupuk, dan menumbuh-kembangkan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia yang benar-benar baik, jujur, beradab, Pancasilais, dan rajin berkarya maupun bekerja, bukan untuk mereka yang tidak baik, jahat, curang, korup, biadab, anti Pancasila, maupun yang malas berkarya dan bekerja.
Renungan Joger, Senin, 02 Desember 2019
Renungan Joger, Senin, 02 Desember 2019.
Hukum relativitas kepuasan versi Joger, adalah kesadaran bahwa orang yang kita janjikan akan cintai sampai mati, pasti kecewa ketika kita cintai setengah mati. Sedangkan pacar kita yang tidak kita janjikan apa-apa, setelah menikah malah bisa kita berikan apa-apa yang dia butuhkan, pasti akan puas dan bahagia. Sedangkan pacar yang kita janjikan akan kita ajak hidup serba cukup, tapi setelah menikah malah harus hidup serba pas-pasan, tentu akan tidak puas. Makanya, hati-hatilah berjanji! Realistis sajalah!
Renungan Joger, Minggu, 01 Desember 2019
Renungan Joger, Minggu, 01 Desember 2019.
Hukum relativitas kepuasan versi Joger, adalah kesadaran bahwa orang yang kita janjikan beri Rp 1 juta per minggu akan sangat puas dan gembira ketika kita beri Rp 1,1 juta per minggu, tapi orang yang kita janjikan beri Rp 2 juta per minggu akan sangat tidak puas dan sedih ketika kita beri Rp 1,9 juta per minggu, padahal Rp 1,9 juta, kan lebih banyak daripada Rp 1 juta. Makanya, kalau bisa, janjikanlah Rp 1,2 juta per minggu, kalau kita memang akan sanggup memberi Rp 1,25 juta/minggu.
Renungan Joger, Sabtu, 30 November 2019
Renungan Joger, Sabtu, 30 November 2019.
Kalau memang benar, buktikanlah bahwa kita memang benar-benar benar, tapi jika memang tidak atau kurang benar, janganlah ngotot ingin dianggap benar. Daripada buang-buang waktu, pikiran, tenaga, dana, kata-kata maupun persahabatan, sebaiknya ngaku saja secara baik, jujur, dan sportif. Lalu berjanjilah (terutama pada diri kita sendiri) untuk tidak kembali mengulangi kesalahan yang sama maupun serupa. Janganlah suka cari kambing hitam! Terima kasih!
Renungan Joger, Jumat, 29 November 2019
Renungan Joger, Jumat, 29 November 2019.
Kalau bisa, marilah kita ramai-ramai berdoa, bekerja, dan berkarya secara benar-benar baik, jujur, ramah, rajin, gigih, cermat, dan hemat, sehingga kita pun bisa ramai-ramai memperkaya diri tanpa membiarkan dan/atau apalagi membuat sesama kita miskin dan/atau apalagi tambah miskin! Karena kalau kita ingin kaya, janganlah pikir orang lain ingin miskin. Setuju? Terima kasih! Thank you! Matur Suksema!
Renungan Joger, Kamis, 28 November 2019
Renungan Joger, Kamis, 28 November 2019.
Menurut mass media (TV, radio, koran, majalah, dan lain-lainnya) konon Pak Ahok (BTP) dapat tugas berantas mafia Migas yang sudah sejak zaman Orla maupun Orba membebani Pertamina secara sangat amat signifikan (tapi sangat amat sulit dikendalikan). Mudah-mudahan saja ke depannya tidak banyak rakyat/warga/orang kita yang malah mendukung dan/atau apalagi sampai menjadi boss mafia Migas. Selamat berjuang Pak Ahok DKK! Ayo, bangkit dan jayalah NKRI!
Renungan Joger, Rabu, 27 November 2019
Renungan Joger, Rabu, 27 November 2019.
Pendidikan yang baik, jujur, ramah, terjangkau, adil, bersih, beradab, berkualitas, dan merdeka, adalah salah satu (bukan satu-satunya) hal terpenting yang bisa kita jadikan modal untuk meningkatkan kualitas maupun kuantitas isi hati, isi otak, maupun isi kantong seluruh rakyat Indonesia. Ayo, marilah kita sediakan dan persembahkan pendidikan yang benar-benar baik, jujur, ramah, terjangkau, adil, bersih, beradab, berkualiatas, dan merdeka kepada seluruh rakyat Indonesia yang memang benar-benar mau belajar. Merdeka!
Renungan Joger, Selasa, 26 November 2019
Renungan Joger, Selasa, 26 November 2019.
Kalau saja kita memang benar-benar (tidak seolah-olah saja) mau, tentu saja kita mampu menciptakan, merawat, maupun menumbuhkembangkan kesejahteraan berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia yang benar-benar baik, jujur, dan rajin. Bayangkan saja Singapura yang nyaris tidak punya sumber daya alam, karena apa mereka bisa menjadi negara yang bukan hanya maju tapi juga relatif sangat sehat secara kejiwaan, raga, pikiran, perasaan, pergaulan, komunikasi, dan kantong, he..he. Demi kemaslahatan NKRI, jangan malu/ragu untuk belajar! Oke?
Renungan Joger, Senin, 25 November 2019
Renungan Joger, Senin, 25 November 2019.
Marilah kita ramai-ramai jaga kebersihan dan kelestarian lingkungan hidup kita justru dengan otak, hati, tangan, pakaian, maupun alat-alat yang bersih, jangan kotori hati, otak, tangan, maupun, kantong kita dengan melakukan KKN dan kawan-kawan! Karena NKRI kita yang indah, subur, luas dan kaya ini tidak mungkin bisa benar-benar menyejahterakan secara berkeadilan bagi seluruh rakyat Indonesia, jika korupsi, kolusi, nepotisme, koncoisme, premanisme, maupun pungli tetap marak dan merajalela. Bangkit dan jayalah NKRI!
Renungan Joger, Minggu, 24 November 2019
Renungan Joger, Minggu, 24 November 2019.
Pada tahun 1999, kami (keluarga Joger) berhasil membawa 7 penjiplak desain-desain jelek buatan Mr. Joger ke meja hijau untuk diadili sesuai dengan prosedur yang adil, tapi ternyata bukan mereka yang jera atau kapok, melainkan justru saya (Mr. Joger) lah jadi tidak sempat bikin desain-desain baru yang benar-benar unik dan kreatif, karena harus menghadiri dan mengawal proses peradilannya. Untuk selanjutnya, keluarga Joger hanya mengandalkan kesadaran dan simpati Anda sebagai konsumen untuk tidak beli/pakai kaus jiplakan!
Renungan Joger, Sabtu, 23 November 2019
Renungan Joger, Sabtu, 23 November 2019.
Kalau saya (Mr. Joger), sih masih percaya bahwa sebagai desainer sejati, sudah selayaknyalah kita merancang sendiri desain-desain yang benar-benar baru, asli, unik, dan/atau bukan hasil tiruan, jiplakan, maupun bajakan, tapi sayang, makin hari makin banyak saja muncul orang-orang hebat yang tanpa malu-malu meniru, menjiplak, dan membajak karya-karya Joger yang walaupun jelek-jelek, tapi orisinal. Dalam hal ini hanya konsumen sajalah yang bisa menyelamatkan desainer-desainer yang benar-benar baik, jujur, dan kreatif seperti kami. Merdeka!
Renungan Joger, Jumat, 22 November 2019
Renungan Joger, Jumat, 22 November 2019.
“Walaupun” atau “justru” karena desain-desain karya saya makin lama makin banyak ditiru, dijiplak, dan dibajak oleh orang-orang hebat dan mengaku sebagai pengusaha kecil penganut konsep ATM (Amati, Tiru, dan Modifikasi) lah saya (Mr. Joger) terpaksa dengan senang hati membuat lebih banyak desain-desain benar-benar baru secara benar-benar baik, jujur, inovatif, kreatif, dan/atau merdeka untuk menjaga agar Joger dan NSM GARING bisa dan boleh tetap eksis. Oke? Terima kasih!
Renungan Joger, Kamis, 21 November 2019
Renungan Joger, Kamis, 21 November 2019.
Tanpa adanya kesadaran, simpati, dan bantuan nyata dari konsumen pencinta kreativitas, tentu saja para desainer yang benar-benar kreatif seperti kami (Mr. Joger) ini tidak akan mungkin punya masa depan yang cerah, karena dulu (1999) ketika kami (keluarga Joger) sok menuntut para peniru, penjiplak, maupun pembajak secara legal formal yang rumit, eh, bukan mereka yang kapok, tapi saya (Mr. Joger) lah yang jadi tidak punya kesempatan yang memadai untuk membuat desain-desain baru yang benar-benar kreatif.
Renungan Joger, Rabu, 20 November 2019
Renungan Joger, Rabu, 20 November 2019.
Pengalaman, walaupun atau justru yang pahit-pahit lah yang bisa dan boleh kita jadikan alasan untuk tetap menjadi diri kita sendiri yang lebih baik, lebih jujur, lebih ramah, lebih rajin, lebih inovatif, lebih kreatif, lebih menghormati, dan/atau lebih mencintai NKRI yang konon membutuhkan banyak (tidak sedikit) orang-orang yang benar-benar (tidak seolah-olah saja) baik, jujur, rajin, inovatif, dan/atau kreatif yang benar-benar menghormati dan mencintai NKRI kita tercinta ini. Kalau bisa, kurangilah membeli barang-barang tiruan/bajakan!
Renungan Joger, Selasa, 19 November 2019
Renungan Joger, Selasa, 19 November 2019.
Kalau semua harus jadi tentara, lalu siapa yang harus jadi pegawai negeri sipil? Kalau semua harus jadi PNS, lalu siapa yang harus jadi pengusaha yang benar-benar berkarya inovatif, berkarya kreatif, bekerja nyata, bekerja keras, bekerja cerdas, bekerja sama, belajar, berbagi tugas, berbagi rezeki, berhemat, bayar pajak, bekerja bakti, maupun berlibur setahun minimal 3 kali untuk menunjang eksistensi maupun kemajuan industri pariwisata? Marilah kita jaga dan bela NKRI sesuai dengan kesadaran, kapasitas, bakat, berkat dan profesi kita masing-masing saja!
Renungan Joger, Senin, 18 November 2019
Renungan Joger, Senin, 18 November 2019.
Kalau bisa, janganlah kembali terlalu percaya dan/atau apalagi terlalu yakin bahwa untuk menjadi abdi negara maupun untuk menjadi pembela negara, kita semua harus jadi tentara dan/atau harus pakai seragam militer. Marilah kita bela dan/atau jaga kebaikan niat, kejujuran sikap, kesetaraan hidup, keadilan perlakuan, kesejahteraan sosial, dan/atau kemakmuran yang benar-benar (tidak seolah-olah saja) adil dan beradab di NKRI kita yang konon sama-sama sangat kita cintai ini secara wajar. Terima kasih!
Renungan Joger, Minggu, 17 November 2019
Renungan Joger, Minggu, 17 November 2019.
Jangankan benar-benar (tidak seolah-olah saja) membangun banyak lapangan kerja yang menyejahterakan banyak sesama anak bangsa, bahkan benar-benar membangun lapangan kerja yang menyejahterakan bagi diri kita sendiri saja (seharusnya) sudah layak dihargai sebagai abdi negara, pejuang bangsa, dan/atau bahkan pahlawan kesejahteraan. Ayo, marilah kita ramai-ramai jadi diri kita sendiri yang benar-benar mau dan mampu bekerja dan berkarya secara benar-benar baik, jujur, rajin, kreatif, adil, produktif, dan/atau merdeka! Terima kasih!
Renungan Joger, Sabtu, 16 November 2019
Renungan Joger, Sabtu, 16 November 2019.
Tiga alasan di antara beberapa alasan mengapa saya (Mr. Joger) dulu (1978) menolak “paksaan simpatik dari paman istri saya” untuk jadi pegawai negeri, yaitu: 1). Karena tidak berani berpenghasilan kecil. 2). Karena merasa tidak mampu dan/atau tidak mungkin bisa mantap bekerja di dalam kantor di bawah aturan dan pimpinan orang lain. 3). Karena merasa diri lebih mantap bekerja/berjuang sebagai pengusaha yang benar-benar baik, jujur, adil, ramah, rajin, kreatif, produktif, berani, bermanfaat, merdeka, dan bayar pajak.
Renungan Joger, Jumat, 15 November 2019
Renungan Joger, Jumat, 15 November 2019.
Industri pariwisata di NKRI ini sedapat mungkin harus benar-benar (tidak hanya seolah-olah) baik, jujur, adil, beradab, ramah, terbuka, masuk akal (reasonable) harganya, menyenangkan, menyehatkan, dan juga membahagiakan semua wisatawan maupun wisatawati dari segala usia, segala selera, segala keyakinan, segala kebutuhan yang wajar, dan juga dari semua agama yang benar-benar agama dan yang benar-benar cinta damai. Oke? Terima kasih!
Renungan Joger, Kamis, 14 November 2019
Renungan Joger, Kamis, 14 November 2019.
Salah satu (bukan satu-satunya) gabungan sifat dan sikap positif yang bisa sangat baik dan bermanfaat bagi NKRI kita yang punya lebih dari 265 juta rakyat yg sangat heterogen atau sangat beraneka-ragam ini, adalah sifat dan sikap tenggangrasa yang benar-benar (tidak seolah-olah saja) wajar, baik, jujur, adil, beradab, optimal, proporsional, dan bertanggungjawab, dan/atau benar-benar merdeka. Kata kuncinya adalah merdeka.
Renungan Joger, Rabu, 13 November 2019
Renungan Joger, Rabu, 13 November 2019.
Kalau bisa, hati-hati dan bijaksana lah menentukan kehalalan, terutama di NKRI kita yang heterogen ini, karena banyak hal positif yang baik, bermanfaat, dan wajar bagi pihak tertentu malah diharamkan oleh pihak tertentu lain. Contohnya makanan, minuman, cara berpakaian, maupun kegiatan-kegiatan yang bagi pihak tertentu halal, baik, dan nikmat, malah dijauhi dan diharamkan oleh pihak tertentu lainnya. Biarkan Bali tetap Bali alias tetap baik dan terkendali secara wajar, optimal dan tradisional!
Renungan Joger, Selasa, 12 November 2019
Renungan Joger, Selasa, 12 November 2019.
Ketika para politisi sudah ramai-ramai berebut kekuasaan, maka saat itu jugalah mereka tidak mungkin lagi mau, mampu, dan sempat menjadi diri mereka yang benar-benar religius, karena mereka pun sebenarnya hanya sedang mencatut atau memanfaatkan nama agama dan Nama Tuhan kita bersama Yang Mahaesa, Mahabaik, Mahabijaksana, Mahapengasih, Mahapemaaf, dan Mahapengamat. Jangan takut, jangan putus asa, tapi tetaplah rajin berusaha melakukan berbagai kebaikan dan kebajikan!
Renungan Joger, Senin, 11 November 2019
Renungan Joger, Senin, 11 November 2019.
Kalau memang masih punya rasa malu yang wajar, sebaiknyalah kita tidak melakukan hal-hal yang memalukan! Kalau memang benar-benar masih punya rasa takut yang wajar, sebaiknyalah kita tidak menakut-nakuti. Dan kalau memang masih benar-benar ingin tetap merdeka secara wajar, janganlah suka menindas maupun menjajah siapa pun juga, apalagi sesama anak bangsa Indonesia yang baik-baik dan jujur-jujur secara korup, keji, kejam, biadab, licik, dan/atau kurang ajar. Oke?
Renungan Joger, Minggu, 10 November 2019
Renungan Joger, Minggu, 10 November 2019.
Mungkin Perlu dikaji ulang secara lebih serius lagi, apakah kita atau bangsa Indonesia ini memang tidak suka dan tidak butuh penjahat? Kalau memang benar-benar tidak suka dan tidak butuh penjahat, seharusnyalah kita semua tidak melakukan kejahatan seperti korupsi, kolusi, nepotisme, pungli, mencuri, merampok, persekusi, maupun premanisme. dan kalau ada yang melakukannya harus ramai-ramai kita tangkap, adili, dan hukum seberat-beratnya bukan se-ringan-ringannya, bukan malah dibebaskan, dan/atau apalagi sampai diharga.