Renungan Joger, Selasa, 29 September 2020.
Kemerdekaan beragama akan tetap mengalami kegamangan, kalau kata atau istilah "kemerdekaan" masih saja kita terjemahkan sebagai "kebebasan sebebas-bebasnya". Marilah kita tuntut hak asasi beragama kita justru dengan tetap benar-benar mau, mampu, ikhlas, dan mantap menghargai hak asasi beragama orang atau pihak lain. Kalau kita tidak suka dianggap kafir, janganlah meng(k)afirkan sesama! Bersatu kita teguh! Merdeka!
Renungan Joger, Senin, 28 September 2020.
Apa gunanya bertitel sarjana S1, S2, maupun S3, kalau belum S4 alias belum S-empat melakukan kebaikan maupun kebajikan dengan modal 5 I + KARDOW alias modal Iktikad, Ilmu/ilmu-ilmu teoritis dan terutama praktis, Interes/minat/ketertarikan/passion, Izin dari penguasa (terutama dari diri kita sendiri yang sudah dan akan tetap menguasai keserakahan kita sendiri), Izin dari Yang Mahakuasa + Keberanian, Alat/alat-alat bantu, Ruang, Dana halal dan legal, Orang/orang-orang sebagai sesama subyek merdeka, dan Waktu kita. Oke?
Kalau saja kita benar-benar mau, mampu, sempat, ikhlas dan mantap merenungkan secara lebih tenang dan lebih jernih, tentu saja dengan mudah kita akan bisa menyadari maupun memahami betapa anehnya hidup di NKRI yang semua warganya konon beragama, tetapi, koq korupsi, kolusi, nepotisme, maupun berbagai bentuk ketidakadilan tetap saja marak terjadi secara terbuka dan menyedihkan? Aneh, tapi nyata!
Renungan Joger, Kamis, 24 September 2020.
Apa gunanya "beragama", kalau ternyata tidak benar-benar membuat kita menjadi manusia yang benar-benar makin baik, jujur, ramah, rajin, bertanggungjawab, berimajinasi, berinisiatif, berani, bersyukur, bermanfaat, tekun, dan tahu diri? Tetapi apa gunanya "tidak beragama", kalau ternyata kita malah menjadi "binatang berbentuk manusia" yang makin buas, makin ganas, dan makin bengis saja? Jangan takut, tetapi tetaplah waspada! Oke?
Renungan Joger, Rabu, 23 September 2020.
Kalau mau kaya raya, janganlah melamar dan/atau apalagi sampai benar-benar dilantik jadi abdi masyarakat atau jadi pelayan publik yang bergaji kecil, tetapi jadilah pengusaha, walaupun dengan kemungkinan bisa benar-benar sukses dan kaya raya, tetapi juga bisa saja malah gagal, bangkrut, jatuh miskin, dan harus menanggung banyak utang uang maupun utang budi. OK? Terima kasih!
Renungan Joger, Selasa, 22 September 2020.
Kalau memang benar-benar ingin memberantas korupsi, sebaiknyalah segera dibuat undang-undang yang benar-benar tegas, jelas, dan lugas melarang (keras) siapa pun menjadi kaya maupun menjadi miskin tanpa sebab-sebab yang jelas dan logis, sehingga para penguasa maupun pejabat pun tidak sampai terlanjur hidup mewah tanpa bisa menjelaskan secara terbuka dan masuk akal sumber-sumber kekayaan mereka yang membuat banyak rakyat terpaksa tetap hidup susah dan miskin.
Renungan Joger, Senin, 21 September 2020.
Walaupun bukan yang terpenting, tapi uang adalah benda buatan manusia yang juga tidak boleh kita remehkan. Bagi pengusaha maupun penguasa yang kebetulan sudah punya banyak uang halal dan legal, janganlah hanya pandai memamerkan kebermanfaatan uang hanya untuk diri atau keluarga atau partai atau agama kita sendiri saja, tapi (kalau bisa dan juga kalau Anda berkenan) marilah kita buktikan bahwa uang halal dan legal kita yang berlimpah juga bisa dan boleh bermanfaat secara optimal bagi kemaslahatan banyak sesama manusia, kemanusiaan, maupun bagi lingkungan hidup kita bersama. Merdeka!
Renungan Joger, 19 September 2020.
Uang dan harta yang banyak bisa saja jadi anugerah, kalau saja memang benar-benar kita cari, tabung, kelola, dan distribusikan secara benar-benar baik, jujur, adil, beradab, ramah, rajin, bertanggungjawab, dan/atau bijaksana, tetapi bisa saja malah jadi masalah maupun musibah, kalau kita curi, rampas, dan kemudian hambur-hamburkan secara jahat, korup, sembarangan, curang, licik, maupun munafik. Setuju? Terima kasih!
Renungan Joger, Jumat, 18 September 2020.
Jumlah penduduk yang banyak bisa saja menjadi anugerah yang sangat baik dan bermanfaat, kalau saja mereka yang banyak itu benar-benar baik, jujur, adil, beradab, rajin, bertanggungjawab, dan tidak korupsi, tetapi bisa saja malah jadi masalah dan/atau bahkan beban berat, kalau mereka yang banyak itu benar-benar tidak baik, tidak jujur, malas, curang, biadab, dan korup. Bangkit dan jayalah NKRI!
Kalau orang beragama A benar-benar hanya boleh bergaul dan bersikap baik dengan orang beragama A saja. Lalu orang beragama B juga benar-benar hanya boleh bergaul dan bersikap baik dengan orang beragama B saja. Dan orang beragama C juga benar-benar hanya boleh bergaul dan bersikap baik dengan orang beragama C saja, janganlah heran kalau di dunia fana yang penuh misteri ini hanya akan boleh ada 3 agama saja, he.. he.. he.