Renungan Joger, Jumat, 24 Juli 2020.
Renungan Joger, Kamis, 23 Juli 2020.
Salah satu cara termudah untuk mencari koruptor, adalah dengan melihat gaya hidup dan jumlah harta seseorang, kalau jumlah hartanya dan gaya hidupnya tingkat tinggi, sedangkan sumber penghasilannya tidak jelas, berarti sudah harus mulai diwaspadai. Ayo, marilah kita cegah korupsi sejak dini! Karena koruptor itu mirip tikus yang ketika masih kecil menanti jatah makanan dari induknya, tapi setelah besar harus cari obyek beramai-ramai. Marilah kita cintai NKRI secara benar-benar baik, jujur, adil, beradab, dan bertanggungjawab! Oke?
Rupa-rupanya pandemi corona ini sangat banyak memberikan pelajaran kepada kita yg selama ini merasa diri kita adalah penguasa dunia yang gagah perkasa dalam menghadapi maupun mengatasi berbagai macam masalah, tapi ternyata untuk menghadapi dan mengatasi masalah pandemi corona saja sudah kewalahan, buktinya jangankan kita yang ada di Indonesia, bahkan mereka yg di Amerika, di Tiongkok, di Jepang, di Eropa, di Australia, dan di Singapura pun belum mampu mengatasinya. Taatilah anjuran pemerintah kita!
Renungan Joger, Selasa, 21 Juli 2020.
Paling repot hidup berbangsa dan bernegara dengan orang yang belum benar-benar punya wawasan berbangsa dan bernegara yang benar-benar demokratis dan merdeka, apalagi kalau dia masih saja mengira bahwa dalam sebuah negara berbentuk republik masih saja ada kemungkinan untuk mendiskreditkan maupun mendiskriminasikan sesama warga negara berdasarkan rasialisme, sukuisme, jenis kelamin, feodalisme, maupun fanatisme berkebencian yang destruktif. Merdeka!
Kalau memang ingin kucing kita rajin menangkap tikus, janganlah manjakan kucing kita dan jangan pasangi bel di lehernya, karena kucing manja bisa lamban, dan kalau dipasangi bel di lehernya, tentu saja para tikus akan lari sebelum kucing kita berhasil mendekat. Makanya, kalau memang ingin KPK (Kucing Pemberantas Korupsi) menangkap "tikus", jangan manjakan tapi juga jangan pasang bel di lehernya. Marilah kita dukung KPK, jangan dilemahkan! Oke?
Renungan Joger, Sabtu, 18 Juli 2020.
Pancasila yang benar-benar baik dan bermanfaat, adalah Pancasila yang benar-benar (tidak seolah-olah saja) dilandasi niat baik benar-benar baik yang juga disadari, dipahami, disepakati, diterima, dimiliki, dan dijalankan secara benar-benar baik, jujur, ramah, rajin, bertanggungjawab, berimajinasi, berinisiatif, berani, bersyukur, bermanfaat, tekun, dan tahu diri oleh seluruh rakyat Indonesia yang benar-benar merdeka. Setuju?
Renungan Joger, Kamis, 17 Juli 2020.
Perdamaian yang benar-benar baik, adalah perdamaian yang benar-benar berkeadilan. Apa gunanya bersatu atau teriak-teriak menggalang persatuan dan kesatuan, kalau tanpa didasari iktikad atau tanpa niat baik yang benar-benar baik? Apa gunanya bersatu, kalau hanya untuk menjadi budak "kalian"? Berikanlah kami kesempatan bekerja maupun berkarya secara wajar dan optimal, maka kami pun akan bekerja dan berkarya secara wajar dan optimal dengan penghasilan yang optimal juga! Janganlah bicara tentang perdamaian tanpa keadilan! Oke? Terima kasih!
Renungan Joger, Kamis, 16 Juli 2020.
Pancasila yang benar-benar sakti, adalah Pancasila yang benar-benar berke-Tuhan-an, yang benar-benar berperikemanusiaan dan benar-benar mempersatukan seluruh rakyat Indonesia secara benar-benar berkerakyatan yang bisa dan boleh benar-benar kita terima serta manfaatkan bersama untuk menyejahterakan seluruh rakyat Indonesia secara benar-benar baik, jujur, adil, beradab, ramah, rajin, bertanggungjawab, merdeka, dan berkesinambungan. Oke? Terima kasih!
Renungan Joger, Rabu, 15 Juli 2020.
Bersatu maupun persatuan bukanlah tujuan, melainkan suasana damai yang kita butuhkan untuk bisa dan boleh melakukan berbagai macam kegiatan kehidupan positif (positive vita activa) sejak mulai dari bernapas, berdoa, berpikir, berolahraga, berolahbatin, berolahrasa-seni, berolahrasa-sosial, berolahrasa-humor, berolahilmu, berolahkata-kata, berolahdana, makan, minum, beristirahat, berkarya, rajin bekerja nyata, bekera keras, bekerja cerdas, bekerja sama, berbagi tugas, berbagi rezeki, bayar pajak, maupun bekerja bakti menjaga kelestarian alam, dan lain-lainnya. Setuju?
Renungan Joger, Selasa, 14 Juli 2020.
Pancasila yang benar-benar baik, adalah Pancasila yang berke-Tuhan-an yang tidak dicemari oleh komunisme, ateisme, kapitalisme, liberalisme, korupsi-isme, kolusi-isme, nepotisme, terorisme, fasisme, fanatisme agama yang berkebencian, aroganisme, premanisme, kolonialisme, imperialisme, maupun mentang-mentang-isme dalam bentuk dan cara apapun juga. Pancasila yang benar-benar baik, adalah Pancasila yang mendamaikan dan mempersatukan, bukan yang memecah-belah. Setuju?