Bagi yang masih punya otak, berpikirlah dengan otak! Tapi bagi yang tidak punya otak, tetaplah berpikir, walaupun cukup dengan “otak-otak”!
Kami adalah “orang-orang beriktikad” atau “manusia benar-benar merdeka” yang sangat suka pada hari Minggu, Sabtu, maupun Jumat, tetapi kami sama sekali tidak membenci hari Senin, Selasa, Rabu, maupun Kamis, apalagi kalau kami sedang “berlibur panjang” di Balinesia atau di pulau Bali yang tak terpisahkan dari Indonesia, dari ASEAN, dari Asia, dari Dunia, maupun dari alam semesta kita yang sama dan yang satu ini.
Sebelum, sembari, maupun sesudah berdamai dengan orang lain, pihak lain, lingkungan, atasan kita, bawahan kita, maupun dengan pemerintah kita – sebaiknyalah kita berdamai dulu dengan diri kita sendiri dalam kesadaran dan kapasitas kita sebagai makhluk sosial yg juga makhluk individu. Terima kasih. Merdeka!
Kalau memang benar-benar ingin dosa-dosa kita diampuni oleh Tuhan (kita bersama) Yang Maha Pengampun, pastikanlah bahwa kita sendiri memang sudah benar-benar sadar, paham, dan menyesali dosa-dosa kita yang sudah benar-benar tidak mau kita lakukan kembali saat ini maupun di masa yang akan datang. Terima kasih!
Kalau bisa – janganlah jadikan UMKM kita hanya sebagai penonton saja, tetapi ajaklah mereka untuk melakukan “SWOT analysis” sebelum, sembari, maupun sesudah benar-benar berdoa, berkarya nyata, bekerja keras, bekerja cerdas, bekerja sama, maupun berjuang meningkatkan kualitas produk maupun jasa mereka.
Kalau bisa, pikirkan, rencanakan, rundingkan, sepakati, dan laksanakanlah hal-hal yang benar-benar baik, jujur, adil, beradab, dan bermanfaat bagi keutuhan serta kemajuan kita bersama.
“Fakta sejarah” membuktikan, bahwa hampir semua orang yg sekarang sukses2 dan/atau mampu melakukan langkah2 besar, dulunya atau pada awal2 karier mereka pasti juga sudah pernah harus melakukan langkah2 kecil, realistis, dan sederhana dengan ter-tatih2.
“Kulit buku” memang penting, tapi isinya jauh lebih penting. Penampilan luar dan isi kantong memang penting, tetapi isi otak maupun isi hati jauh lebih penting
Seharusnya yang masih miskin dan sengsaralah yang kita bantu agar bisa mengubah nasib ikut menjadi kaya dan berjaya, bukan malah yang sudah kaya dan makmur kita ganggu maupun hancurkan agar ikut susah dan sengsara! Merdeka!
Kalau memang belum benar-benar pantas, perlu, dan mampu bicara - sebaiknyalah kita tidak perlu ikut bicara, tetapi kalau memang sudah benar-benar pantas dan perlu bicara - tingkatkanlah kemampuan kita untuk bicara secara sepantasnya dan seperlunya! Terima kasih!