Renungan Joger, Sabtu, 08 Februari 2020.
Apa gunanya bolak balik minta maaf, kalau kita sendiri belum benar-benar sadar, paham, dan menyesali kesalahan kita yang sesungguhnya? Apa gunanya berobat, kalau setelah sembuh kita tetap saja tidak mau menjalankan nasihat dokter maupun dukun yang mengobati kita? Untuk apa menyalahkan juri, wasit, dan/atau apalagi lawan tanding kita, kalau ternyata kita saja yang malas berlatih? Kurangi kecurangan, tingkatkan sportivitas!
Renungan Joger, Jumat, 07 Februari 2020.
Salah satu (bukan satu-satunya) kelemahan orang-orang kita yang belum benar-benar merdeka, adalah tidak tahan menahan diri terhadap daya tarik atau seretan manisnya uang, harta, maupun tahta ketika sedang mendapat mandat untuk menjabat tinggi yang basah. Jangan takut, tapi sebaiknyalah kita tetap waspada! Oke?
Renungan Joger, Kamis, 06 Februari 2020.
Apa gunanya kaya uang maupun harta, kalau ternyata kita malah miskin jiwa dan hati? Apa gunanya rebutan kekuasaan, kalau setelah benar-benar berkuasa malah hanya rajin dan pandai menyalahgunakan kekuasaan? Apa gunanya senyum manis, kalau hati dan jiwa tetap saja kotor dan pahit? Apa gunanya punya pacar setia, kalau kita sendiri malah tidak setia? Apa gunanya menuntut hak, kalau kita sendiri belum benar-benar menunaikan kewajiban maupun tugas kita? Jangan mentang-mentang! Oke?
Renungan Joger, Rabu, 05 Februari 2020
Kalau memang benar-benar ingin NKRI kita ini maju, salah satu hal yang harus kita tegakkan secara benar-benar baik, jujur, adil, dan beradab adalah pelaksanaan dan pengontrolan demokrasi. Berantaslah segala bentuk "money politics". Tangkap dan hukum berat para pelaku dan para pendukungnya, karena demokrasi adalah akar dari kewibawaan pemerintah sebuah negara berbentuk republik seperti NKRI kita tercinta ini. Ok?
Renungan Joger, Selasa, 04 Februari 2020.
Di era demokrasi yang meritokratis seperti sekarang ini, salah satu (bukan satu-satunya) jalan pintas untuk diterima dan dihormati sebagai raja dan ratu, adalah dengan menjadi atau memposisikan diri kita sebagai pembeli atau pelanggan atau konsumen yang benar-benar (tidak seolah-olah saja) mau, mampu, suka, sering, dan banyak berbelanja secara wajar (tidak kurang ajar) di perusahaan yang baik, jujur, dan ramah.
Renungan Joger, Senin, 03 Februari 2020.
Zaman dahulu kala, posisi atau status sebagai raja maupun ratu itu memang sangat penting dalam rangka punya kesempatan untuk menguasai atau mengatur rakyat maupun para abdi kerajaan, tapi di era demokratis yang meritokratis seperti sekarang ini, di mana rakyat sudah makin cerdas dan makin bebas, tentu saja untuk dihormati dan dicintai sebagai raja maupun sebagai ratu dibutuhkan niat dan sikap yang benar-benar baik, jujur, ramah, rajin, dan bertanggungjawab.
Renungan Joger, Minggu, 02 Februari 2020.
Kadang-kadang saya benar-benar merasa geli dan/bahkan agak kasihan mendengar maupun melihat orang-orang pongah yang terobsesi memposisikan dirinya sebagai raja atau ratu ini maupun itu, padahal kalau saja kita benar-benar mau dan mampu bersikap benar-benar baik, jujur, ramah, rajin, bertanggungjawab, dan suportif secara benar-benar wajar atau benar-benar merdeka, tentu saja orang-orang akan dengan senang hati menghargai dan menghormati kita sebagai sesama raja atau ratu yang demokratis. Setuju?
Renungan Joger, Sabtu, 01 Februari 2020.
Sebagai orang Indonesia yang beragama, ber-Tuhan, dan berbudaya, kita memang sangat amat percaya bahwa kematian atau ajal kita sepenuhnya ada di Tangan Tuhan Yang Mahakuasa, tapi untuk sementara ini, kalau bisa, hindarilah bepergian ke kota Wuhan (Tiongkok) dan juga hindarilah kontak langsung dengan penderita demam yang disebabkan oleh virus Corona! Setuju? Terima kasih! Matur Suksema!
Renungan Joger, Jumat, 31 Januari 2020.
Menurut hemat saya (Mr. Joger yg belum dan tidak akan pernah benar-benar bersedia untuk bersikap terlalu hemat maupun terlalu tidak hemat ini) seharusnyalah gerakan reformasi 1998 tidak hanya membuat kita (segenap rakyat Indonesia dari para pengusaha maupun para penguasa di NKRI kita tercinta ini) menjadi tambah usia saja, tapi juga benar-benar menjadi makin baik, makin jujur, makin adil, makin demokratis, makin meritokratis, makin dewasa, dan makin bertanggungjawab secara berkesinambungan. Oke?
Renungan Joger, Kamis, 30 Januari 2020.
Kita semua dilahirkan telanjang, dan nanti ketika harus kembali ke sana, juga harus telanjang. Tidak ada apapun yang bisa dan boleh kita bawa ke alam baka. Tapi kalau memang sama-sama halal dan sama-sama legal, tentu saja lebih baik dan lebih terhormat jika kita bisa dan boleh mewariskan tumpukan uang maupun tumpukan harta kekayaan daripada mewariskan tumpukan utang uang maupun tumpukan utang budi. Setuju? Terima kasih!