Renungan Joger, Senin, 25 November 2019.
Marilah kita ramai-ramai jaga kebersihan dan kelestarian lingkungan hidup kita justru dengan otak, hati, tangan, pakaian, maupun alat-alat yang bersih, jangan kotori hati, otak, tangan, maupun, kantong kita dengan melakukan KKN dan kawan-kawan! Karena NKRI kita yang indah, subur, luas dan kaya ini tidak mungkin bisa benar-benar menyejahterakan secara berkeadilan bagi seluruh rakyat Indonesia, jika korupsi, kolusi, nepotisme, koncoisme, premanisme, maupun pungli tetap marak dan merajalela. Bangkit dan jayalah NKRI!
Renungan Joger, Minggu, 24 November 2019.
Pada tahun 1999, kami (keluarga Joger) berhasil membawa 7 penjiplak desain-desain jelek buatan Mr. Joger ke meja hijau untuk diadili sesuai dengan prosedur yang adil, tapi ternyata bukan mereka yang jera atau kapok, melainkan justru saya (Mr. Joger) lah jadi tidak sempat bikin desain-desain baru yang benar-benar unik dan kreatif, karena harus menghadiri dan mengawal proses peradilannya. Untuk selanjutnya, keluarga Joger hanya mengandalkan kesadaran dan simpati Anda sebagai konsumen untuk tidak beli/pakai kaus jiplakan!
Renungan Joger, Sabtu, 23 November 2019.
Kalau saya (Mr. Joger), sih masih percaya bahwa sebagai desainer sejati, sudah selayaknyalah kita merancang sendiri desain-desain yang benar-benar baru, asli, unik, dan/atau bukan hasil tiruan, jiplakan, maupun bajakan, tapi sayang, makin hari makin banyak saja muncul orang-orang hebat yang tanpa malu-malu meniru, menjiplak, dan membajak karya-karya Joger yang walaupun jelek-jelek, tapi orisinal. Dalam hal ini hanya konsumen sajalah yang bisa menyelamatkan desainer-desainer yang benar-benar baik, jujur, dan kreatif seperti kami. Merdeka!
Renungan Joger, Jumat, 22 November 2019.
"Walaupun" atau "justru" karena desain-desain karya saya makin lama makin banyak ditiru, dijiplak, dan dibajak oleh orang-orang hebat dan mengaku sebagai pengusaha kecil penganut konsep ATM (Amati, Tiru, dan Modifikasi) lah saya (Mr. Joger) terpaksa dengan senang hati membuat lebih banyak desain-desain benar-benar baru secara benar-benar baik, jujur, inovatif, kreatif, dan/atau merdeka untuk menjaga agar Joger dan NSM GARING bisa dan boleh tetap eksis. Oke? Terima kasih!
Renungan Joger, Kamis, 21 November 2019.
Tanpa adanya kesadaran, simpati, dan bantuan nyata dari konsumen pencinta kreativitas, tentu saja para desainer yang benar-benar kreatif seperti kami (Mr. Joger) ini tidak akan mungkin punya masa depan yang cerah, karena dulu (1999) ketika kami (keluarga Joger) sok menuntut para peniru, penjiplak, maupun pembajak secara legal formal yang rumit, eh, bukan mereka yang kapok, tapi saya (Mr. Joger) lah yang jadi tidak punya kesempatan yang memadai untuk membuat desain-desain baru yang benar-benar kreatif.
Renungan Joger, Rabu, 20 November 2019.
Pengalaman, walaupun atau justru yang pahit-pahit lah yang bisa dan boleh kita jadikan alasan untuk tetap menjadi diri kita sendiri yang lebih baik, lebih jujur, lebih ramah, lebih rajin, lebih inovatif, lebih kreatif, lebih menghormati, dan/atau lebih mencintai NKRI yang konon membutuhkan banyak (tidak sedikit) orang-orang yang benar-benar (tidak seolah-olah saja) baik, jujur, rajin, inovatif, dan/atau kreatif yang benar-benar menghormati dan mencintai NKRI kita tercinta ini. Kalau bisa, kurangilah membeli barang-barang tiruan/bajakan!
Renungan Joger, Selasa, 19 November 2019.
Kalau semua harus jadi tentara, lalu siapa yang harus jadi pegawai negeri sipil? Kalau semua harus jadi PNS, lalu siapa yang harus jadi pengusaha yang benar-benar berkarya inovatif, berkarya kreatif, bekerja nyata, bekerja keras, bekerja cerdas, bekerja sama, belajar, berbagi tugas, berbagi rezeki, berhemat, bayar pajak, bekerja bakti, maupun berlibur setahun minimal 3 kali untuk menunjang eksistensi maupun kemajuan industri pariwisata? Marilah kita jaga dan bela NKRI sesuai dengan kesadaran, kapasitas, bakat, berkat dan profesi kita masing-masing saja!
Renungan Joger, Senin, 18 November 2019.
Kalau bisa, janganlah kembali terlalu percaya dan/atau apalagi terlalu yakin bahwa untuk menjadi abdi negara maupun untuk menjadi pembela negara, kita semua harus jadi tentara dan/atau harus pakai seragam militer. Marilah kita bela dan/atau jaga kebaikan niat, kejujuran sikap, kesetaraan hidup, keadilan perlakuan, kesejahteraan sosial, dan/atau kemakmuran yang benar-benar (tidak seolah-olah saja) adil dan beradab di NKRI kita yang konon sama-sama sangat kita cintai ini secara wajar. Terima kasih!
Renungan Joger, Minggu, 17 November 2019.
Jangankan benar-benar (tidak seolah-olah saja) membangun banyak lapangan kerja yang menyejahterakan banyak sesama anak bangsa, bahkan benar-benar membangun lapangan kerja yang menyejahterakan bagi diri kita sendiri saja (seharusnya) sudah layak dihargai sebagai abdi negara, pejuang bangsa, dan/atau bahkan pahlawan kesejahteraan. Ayo, marilah kita ramai-ramai jadi diri kita sendiri yang benar-benar mau dan mampu bekerja dan berkarya secara benar-benar baik, jujur, rajin, kreatif, adil, produktif, dan/atau merdeka! Terima kasih!
Renungan Joger, Sabtu, 16 November 2019.
Tiga alasan di antara beberapa alasan mengapa saya (Mr. Joger) dulu (1978) menolak "paksaan simpatik dari paman istri saya" untuk jadi pegawai negeri, yaitu: 1). Karena tidak berani berpenghasilan kecil. 2). Karena merasa tidak mampu dan/atau tidak mungkin bisa mantap bekerja di dalam kantor di bawah aturan dan pimpinan orang lain. 3). Karena merasa diri lebih mantap bekerja/berjuang sebagai pengusaha yang benar-benar baik, jujur, adil, ramah, rajin, kreatif, produktif, berani, bermanfaat, merdeka, dan bayar pajak.