Renungan Joger, Kamis, 21 Februari 2019.
Kalau orang-orang beragama A hanya boleh berpikir dan bersikap baik bersama orang-orang beragama A saja, orang-orang suku B hanya boleh berpikir dan bersikap baik bersama orang-orang bersuku B saja, orang-orang partai C hanya boleh berpikir dan bersikap baik bersama orang-orang partai C saja, lalu untuk apa kita repot-repot dan mahal-mahal menjaga persatuan dan kesatuan dalam bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia? Ayo, marilah kita cepat-cepat dan benar-benar berobat maupun bertobat! Oke??
Renungan Joger, Rabu, 20 Februari 2019.
Paling repot kalau masih saja harus bergaul atau berinteraksi dan/atau apalagi tetap harus bekerja sama dengan orang-orang yang tidak suka pada masa lalu, tapi ternyata juga tidak suka berpikir maupun bersikap positif terhadap berbagai kenyataan saat ini. Marilah kita kurangi omong kosong sambil tetap rajin bekerja nyata membangun NKRI secara benar-benar baik, jujur, dan bertanggung-jawab! Oke?
Renungan Joger, Selasa, 19 Februari 2019.
Awas 1001 awas, enak bagi kita mungkin saja tidak enak bagi mereka! Sejarah bagi kita, bisa saja hanya sekadar dongeng bagi mereka! Maka dari sebab itulah, marilah kita sadari, pelajari, pahami, rundingkan, perdebatkan, dan sepakati hal-hal prinsip yang benar-benar baik dan bermanfaat bagi persatuan & kesatuan kita sebagai segumpal bangsa Indonesia yang benar-benar baik, jujur, adil, unik, beradab, konstruktif, inovatif, kreatif, dan produktif! Kurangilah omong kosong! Perbanyak kerja nyata!!!
Renungan Joger, Senin, 18 Februari 2019
Justru karena hampir semua orang (orang biasa) lebih suka hidup secara enak, daripada hidup secara tidak enak, makanya, marilah kita upayakan dan perjuangkan agar hidup kita bersama bisa benar-benar enak, tapi, toh tetap janganlah sampai seenaknya! Kalau bisa, wajar-wajar sajalah! Kurangilah omong-kosong maupun fitnah!!!
Renungan Joger, Minggu, 17 Februari 2019.
Di zaman edan seperti sekarang ini, seharusnyalah kita lebih takjub dan lebih bersyukur, ketika ada dan/atau apalagi banyak orang tidak curiga dan/tapi malah percaya pada diri kita maupun pada konsep-konsep pribadi kita yang subyektif! Ketika niat kita memang benar-benar baik, lebih baik, maupun terbaik, janganlah terlalu terpengaruh pada pujian maupun pelecehan orang yang belum mengenal diri kita yang sebenarnya. Marilah kita hidup wajar cukup seumur hidup kita masing-masing saja! Oke?!?
Renungan Joger, Sabtu, 16 Februari 2019.
Sebagai salah satu (bukan satu-satunya) orang yang sangat amat bersyukur atas berbagai kemudahan maupun ketidakmudahan yang sudah diberikan oleh Tuhan Yang Mahaesa, Mahabaik, Mahaadil, Mahapengasih, dan Mahabijaksana, saya (Mr/Pak Joger) merasa sangat berutang-budi pada Tuhan Yang Mahaesa, pada orang tua saya, pada kakak-kakak saya, pada adik-adik saya, pada teman-teman saya, pada temin-temin saya, maupun pada semua penghuni alam semesta yang ramah ini. Terima kasih!
Renungan Joger, Jumat, 15 Februari 2019.
Menurut hemat saya (Mr/Pak Joger) salah satu (bukan satu-satunya) yang dianjurkan (bukan dipaksakan) oleh Pancasila kita bersama, adalah agar kita semua (seluruh pencinta NKRI) benar-benar (tidak hanya seolah-olah saja) mau, mampu, sempat, ikhlas, dan mantap mengendalikan keserakahan kita sendiri masing-masing, sehingga benar-benar tidak ada pihak yang merasa berhak dan/atau apalagi wajib bersikap mentang-mentang dan/atau apalagi sampai mentung-mentung memaksakan kehendaknya secara ekstrem, berlebih-lebihan, eksesif, dan destruktif. Marilah kita bersatu dan bangkit secara wajar!
Renungan Joger, Kamis, 14 Februari 2019.
Awas 1001 awas, memenjarakan orang-orang yang "bajur" alias "baik & jujur" sebenarnya punya kecenderungan membuat orang-orang "bajur" menjadi jera atau enggan atau kapok bersikap dan berbicara secara "bajur". Makanya, kalau bisa janganlah terlalu rajin menggiring orang-orang yang berani dan suka bersikap "baik & jujur" untuk kita masukkan kedalam penjara, termasuk mereka yang berbeda pendapat dengan kita yang sedang berkuasa maupun sedang tidak berkuasa.
Renungan Joger, Rabu, 13 Februari 2019.
Kalau memang benar-benar beragama, sudah selayaknyalah kita tidak punya dendam. Makanya kalau sampai ada umat beragama (agama apapun juga) yang masih saja punya rencana untuk balas dendam (termasuk dendam pada Bpk Ahok yang sudah menjalankan hukumannya selama 2 tahun potong remisi), berarti sangat pantas dan perlu kita ragukan iktikad atau niat baiknya untuk tetap beragama. Setuju?
Renungan Joger, Selasa, 12 Februari 2019.
Walaupun tidak kita lihat adanya rasa dendam yang tersisa dalam diri Bpk Ahok, tapi marilah kita tetap berdoa dan berharap agar Bpk Ahok benar-benar mau dan mampu menjinakkan atau menertibkan rasa jengkelnya terhadap mereka yang sudah menggiring dirinya sampai harus mendekam di penjara selama 2 tahun potong remisi karena berkelakuan baik & tertib. Orang beragama, kan tidak suka balas dendam. OK?