Renungan Joger, Selasa, 27 November 2018
Rasa-rasanya saya pernah membaca dan/atau mendengar bahwa orang-orang yang suka meng(k)afirkan sesama manusia, adalah kufur alias tidak pandai bersyukur. Makanya, kalau bisa, janganlah suka menuduh orang lain kafir hanya karena orang lain itu punya tradisi ritual menyembah "Tuhan Yang Mahaesa" yang kebetulan berbeda dengan tradisi ritual yang ada dalam agama kita! Terima kasih! Thank U! Danke! Arigato!
Renungan Joger, Senin, 26 November 2018.
Pada dasarnya tidak ada manusia biasa yang suka diatur dan/atau apalagi dipimpin oleh orang lain. Apalagi oleh orang lain yang belum terbukti mau dan mampu mengatur dan memimpin diri dan keluarganya sendiri. Bagaimana mau menertibkan rakyat, kalau petugas penertibannya sendiri malah masih suka menerima dan/atau apalagi meminta uang jalan? Quo vadis NKRI?
Renungan Joger, Minggu, 25 November 2018.
Jangan rangkul generasi milenial kita hanya dalam rangka mendapat suara mereka saja, tapi marilah kita rangkul mereka, justru untuk tetap berniat, berpikir, dan bersikap benar-benar baik, jujur, cerdas, kritis, rajin, konstruktif, inovatif, kreatif, dan produktif dalam rangka meningkatkan kesejahteraan hidup mereka sendiri dalam kesadaran & kapasitas mereka sebagai makhluk individu dan makhluk sosial yang juga orang Indonesia.
Renungan Joger, Sabtu, 24 November 2018.
"Vox Populi Vax Dei", itu artinya "Suara Rakyat (adalah) Suara Tuhan", peribahasa atau pepatah Latin yang bombastis itu sebenarnya hanya bisa dan boleh benar-benar kita terima & dukung, jika isi otak dan isi hati rakyat atau warga atau para pemangku kepentingan di NKRI kita tercinta ini belum dikendalikan atau dikuasai oleh para setan, iblis, pencuri, penjahat, koruptor, kolutor, nepositor, provokator, maupun perancang maupun pelaku teror!
Renungan Joger, Jumat, 23 November 2018.
Dalam pembukaan UUD 1945, secara jelas dan tegas dinyatakan bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa, termasuk bangsa Indonesia dengan segenap rakyatnya yang tidak mau menjajah dan/tapi juga tidak mau dijajah. Marilah kita pelajari, pahami, terima, miliki, serta jalankan kemerdekaan lahir dan batin kita dalam kehidupan kita bersama di NKRI yang konon sama-sama kita hormati dan cintai ini!
Renungan Joger, Kamis, 22 November 2018.
Tahukah Anda bahwa menjelek-jelekkan orang jelek, kesalahannya maupun dosanya bisa dobel atau dua kali lipat kalau dibandingkan dengan menjelek-jelekkan orang cantik atau ganteng? Karena orang cantik atau ganteng, setelah dijelek-jelekkan, kan masih punya modal kecantikan atau kegantengannya yang bisa mereka jadikan modal untuk hidup lebih lanjut, he..he..he. Dilarang menjelek-jelekkan orang jelek! Oke?
Renungan Joger, Rabu, 21 November 2018.
Marilah kita bersihkan otak & hati kita dari berbagai macam niat dan/atau maksud maupun keinginan tidak baik! Marilah kita sepakati apa saja yang kita butuhkan untuk membangun NKRI kita yang punya Bhinneka Tunggal Ika, punya Soempah Pemoeda, punya Pancasila, punya UUD 1945, dan punya lebih dari 257 juta rakyat atau pencinta yang heterogen maupun heteronom ini! Setuju?
Renungan Joger, Senin, 19 November 2018
Karena apa kita semua harus memilih wakil rakyat maupun pemimpin negeri yang benar-benar (tidak hanya se-olah-olah saja) baik, jujur, dan tidak korup? Karena kalau wakil rakyat kita maupun pemimpin negeri kita tidak benar-benar baik, jujur, dan tidak korup, tentu saja negeri ini akan lebih banyak omong kosongnya daripada kerja nyatanya yang benar-benar baik dan bermanfaat bagi perwujudan cita-cita kita yang tertera dalam sila kelima Pancasila kita.
Renungan Joger, Minggu, 18 November 2018.
Besarnya kesulitan dan tingginya biaya politik untuk memperebutkan "kursi", hampir selalu membuat sebagian besar wakil rakyat maupun pejabat publik kita merasa berhak dan/atau bahkan wajib untuk menjauh atau memasang jarak dengan konstituennya atau rakyat pemilihnya sampai masa kampanye berikutnya. Quo vadis atau kemana larinya iktikad atau niat benar-benar baik para politisi yang katanya ingin bekerja untuk rakyat?
Renungan Joger, Sabtu, 17 November 2018.
Silakan puja-puja, puji-puji, dan/atau cintailah Capres maupun Cawapres pilihan atau jagoan kita sepenuh hati, tapi janganlah caci-maki, benci, maupun fitnah Capres maupun Cawapres pilihan atau jagoan sesama anak bangsa Indonesia lainnya. Marilah kita berdemokrasi secara baik, jujur, adil, beradab, sehat, cerdas, kritis, bertanggung-jawab, dan/atau merdeka! Kurangilah niat untuk menghalalkan segala cara! Merdeka!