Renungan Joger, Jumat, 02 Februari 2018.
Dilema yang dialami oleh pengusaha pelopor populis yang berbasiskan kreativitas seperti Joger ini, adalah, karena hampir semua biaya-biaya resmi maupun tidak resmi, naik. Jumah anggota keluarga yang harus diberi makan, naik. Target pajak, naik. Jumlah pencuri, pencopet, maupun penjiplak, tidak turun, hanya daya beli masyarakat saja yang turun. Quo vadis Joger? Quo vadis Balinesia? Mau dibawa kemana seniman-seniman kreatif kita?
Renungan Joger, Kamis, 01 Februari 2018.
Kalau kita memang butuh banyak sawah, sudah selayaknyalah kita bantu dan/atau bahkan subsidi para pemilik lahan basah agar minimal mereka tidak kecewa tanah mereka tidak kita izinkan untuk dipakai sebagai tempat mendirikan bangunan permanen, bukan malah kita anggap mereka hanya wajib men(t)aati hukum atau aturan yang kita buat saja. Oke? Terima kasih!
Renungan Joger, Rabu, 31 Januari 2018.
Sebenarnya, sih saya (Mr. Joger) tidak setuju Pak Jokowi tetap melawat ke Afganistan yang sedang sangat tidak aman untuk dikunjungi, tapi tampaknya sebaiknya lah kita memahami dan mendukung keputusannya, dan marilah kita berdoa semoga Pak Jokowi selamat dan sehat selalu, dan semoga Afganistan juga cepat aman, adil, dan damai kembali. Setuju? Terima kasih! > Bersatu dan bangkit lah Indonesia raya!
Renungan Joger, Selasa, 30 Januari 2018.
Bagaimana mau membangun NKRI kita tercinta ini, jika orang-orang super-hebat dan super-ambisius yang mau, mampu, dan/atau bahkan sangat pandai menghalalkan segala cara-cara haram dan ilegal demi memperebutkan harta dan tahta malah lebih banyak dan lebih keras teriakannya daripada orang-orang yang benar-benar baik, jujur, adil, beradab, rajin, dan bertanggungjawab? Ayo, mari kita bersatu bangun NKRI
Renungan Joger, Senin, 29 Januari 2018
Kalau saja kita semua yang mengaku diri kita orang Indonesia yang mencintai NKRI ini benar-benar mau, mampu, tulus, iklas, dan mantap kompak bersatu membangun NKRI sehingga seluruh rakyat Iandonesia benar-benar sejahtera, tentu saja para penumpang gelap seperti para koruptor maupun pelaku teror tak akan punya ruang dan kesempatan untuk mengacau. Oke?
Renungan Joger, Minggu, 28 Januari 2018.
PPN 10% dan PPH 30% adalah dua faktor pemberat bagi kami (Pabrik Kata-Kata ketiga di dunia alias Joger) yang sangat besar pengaruhnya bagi kami untuk bisa tetap menjadi perusahaan populis yang berbasiskan semangat kekeluargaan dan kreativitas yang benar-benar baik, jujur, adil, beradab, dan bertanggungjawab secara berkesinambungan. Mengerikan, tapi nyata!
Renungan Joger, Sabtu, 27 Januari 2018.
Walaupun lahir di Bali, belajar di Bali, besar di Bali, cari nafkah di Bali, dan hidup di Bali, tetaplah ingat bahwa kita adalah sama-sama orang atau rakyat Indonesia! Marilah kita pilih pemimpin yang benar-benar baik, jujur, dan produktif bagi Balinesia alias Bali yang tak terpisahkan dengan Indonesia, Asean, Asia, Dunia, maupun alam semesta kita yang satu dan yang sama ini. Hidup Bali, jayalah NKRI! Keluarga Joger cinta Bali sejak dulu! Marilah bersatu membangun Bali!
Renungan Joger, Jumat, 26 Januari 2018
Gunung Agung meletus saja kita mau, mampu, sempat, ikhlas, dan mantap bersatu, masak gara-gara Pilkada dan Pilpres malah mau ribut dan bentrok? Marilah kita manfaatkan otak, hati, uang, ruang, waktu, selera, keyakinan, dan kemerdekaan kita secara baik, jujur, adil, ramah, bijak, dan bertanggung-jawab untuk memilih calon pemimpin yang semuanya, kan hanya manusia biasa yang tidak mungkin bisa 100% sempurna di segala bidang! Jangan takut, tapi tetaplah waspada!
Renungan Joger, Kamis, 25 Januari 2018.
Jika didengar melalui pidato-pidato maupun janji-janjinya, kedengarannya semua calon pemimpin kita baik-baik dan jujur-jujur semuanya, tapi mumpung atau justru karena diberi hak untuk memilih, pilihlah yang paling kita percaya saja. Lalu selama 5 tahun banyak-banyak dan sering-sering lah berdoa agar mereka benar-benar mau, mampu, dan sempat bekerja seperti yang mereka janjikan.
Renungan Joger, Rabu, 24 Januari 2018.
Semua pendukung filosofi maupun NSM/Niat Swadaya Masyarakat GARING bebas memilih calon pemimpin yang kami yakini sebagai yang terbaik dan terjujur versi kami. Kami semua bebas memanfaatkan otak, hati, selera, keyakinan, dan kemerdekaan kami masing-masing untuk menentukan pilihan kami secara baik, jujur, adil, ramah, bijaksana, dan merdeka! Oke?