Kalau bisa, jagalah hubungan baik kita dengan orang-orang yang benar-benar sudah, sedang, dan rasa-rasanya juga akan tetap benar-benar baik secara berkesinambungan. Setuju? Terima kasih
Daripada repot-repot melarang “orang-orang lain” membuat maupun menyebarkan hoax (berita bohong), mungkin lebih baik, lebih mudah, dan lebih bermanfaat bagi diri kita – kalau diri kita sendiri saja kita larang membuat, mempercayai, maupun menyebarkan hoax.
Kalau bisa – janganlah tutup rapat-rapat pintu otak dan hati kita, karena kalau pintu otak dan hati kita tertutup rapat, lalu melalui pintu mana berbagai macam data, informasi, ilmu, dan/atau apalagi filosofi bisa masuk?
“Ilmu pengetahuan” itu sebenarnya sangat mirip seperti “oksigen” yang bisa dan boleh kita pelajari dan peroleh di mana saja, kapan saja, dari siapa saja, maupun dari apapun juga! Setuju? Setuju tidak setuju tetap terima kasih!
Hidup di dunia fana ini sebenarnya adalah “kesempatan” atau “deretan waktu-waktu” untuk menjalankan kegiatan apapun dengan segala sebab dan akibatnya! Setuju? Terima kasih!
NKRI kita yang indah, subur, luas, kaya, dan berdasarkan Pancasila ini sebenarnya hanya butuh stakeholder yang benar-benar baik, jujur, ramah, rajin, bertanggungjawab, berimajinasi, berinisiatif, berani, bersyukur, bermanfaat, tekun, dan tahu diri. Oke? Terima kasih!
Setiap “orang normal” biasanya pasti punya berbagai macam keinginan yang “normal-normal” atau yang “wajar-wajar” saja, kecuali “mereka” yang sudah benar-benar “abnormal” maupun yang sudah benar-benar termasuk “orang kurang ajar”. Oke?
Sadari, pahami, tekuni, cintai, dan jalankan lah profesi kita secara benar-benar baik, jujur, adil, beradab, wajar, optimal, dan/atau secara benar-benar profesional, lalu syukurilah prosesnya maupun hasilnya juga secara benar-benar wajar dan/atau optimal saja. Oke? Thank you!
Kalau bisa - berhati-hatilah mengeluarkan pendapat di ruang publik maupun di media sosial, karena oknum-oknum yang sudah, yang sedang, maupun yang akan mendapat keuntungan dengan menemukan kesalahan dari pendapat kita, pasti akan dengan senang hati mencari-cari kesalahan ucap maupun kesalahan tulis kita. Setuju?
Kalau saja semua pengusaha maupun penguasa di NKRI yang sudah dan akan tetap berdasarkan Pancasila ini benar-benar mau dan mampu menguasai dan mengendalikan hawa-nafsu-keserakahannya sendiri masing-masing secara "beriktikad" atau secara "benar-benar merdeka" atau secara "benar-benar wajar dan/atau secara benar-benar optimal", tentu saja tidak perlu sampai ada stakeholder kita di NKRI ini yang terpaksa harus hidup secara serba susah maupun secara serba minimal! Salam hangat dari Kuta!