Renungan Joger, Kamis, 24 Agustus 2017.
Awas 1001 awas, di dunia yang benar-benar baik dan beradab, jangankan sesama manusia dan/atau apalagi keluarga sendiri, bahkan binatang peliharaan maupun binatang liar pun diperlakukan secara benar-benar baik dan ramah, apalagi sesama manusia, tapi sebaliknya di dunia yang biadab, jangankan binatang, bahkan sesama manusia atau keluarga sendiri pun diperlakukan secara buruk dan biadab! Masih beradab/sudah biadabkah kita??
Renungan Joger, Rabu, 23 Agustus 2017.
Binatang-binatang maupun flora-flora langka saja dilindungi undang-undang dan oleh negara, tapi karya-karya atau hasil kreativitas manusia-manusia atau seniman-seniman langka malah dijiplak, ditiru, dan dipalsu habis-habisan, sampai membuat manusia-manusia atau seniman-seniman langka tidak punya sumber nafkah halal, legal, dan menyejahterakan? Apakah kita masih ingin punya orang-orang/seniman-seniman yang benar-benar baik, jujur, kreatif, dan produktif?
Renungan Joger, Selasa, 22 Agustus 2017.
Awas 1001 awas, membeberkan ketidakbaikan atau kebusukan orang yang memang benar-benar jahat, busuk, tapi punya banyak uang, bisa jauh lebih berisiko dituduh mencemarkan nama baik, daripada benar-benar menfitnah atau mencemarkan nama baik orang yang sebenarnya benar-benar baik, jujur, dan berhati mulia. Maaf, ini memang berhubungan dengan upaya kriminalisasi Acho yang menuntut hak-haknya sebagai konsumen. Jangan takut, tapi tetaplah baik dan waspada!
Renungan Joger, Senin, 21 Agustus 2017
Kalau memang siap dan pasrah punya dan dijejali dengan berbagai kewajiban yang makin lama makin banyak terus dengan hak-hak yang terus berkurang dan dikebiri, silakan jadi pengusaha yang sukses dan kaya! Tapi kalau tidak siap, janganlah jadi pengusaha, tapi pilihlah atau rebutlah profesi yang lain, he..he..he..he.
Renungan Joger, Minggu, 20 Agustus 2017.
Kalau tidak benar-benar didasari niat dan sikap yang benar-benar baik dan bijaksana, pajak dengan segala niat baik dan kekuasaannya, yang merupakan salah satu (bukan satu-satunya) sarana dan upaya beradab untuk mewujudkan pemerataan kesejahteraan, bisa saja malah menjadi alat pemerasan maupun penghancuran semangat juang para pengusaha yang benar-benar baik, jujur, ramah, kreatif, produktif, populis, dan atau bahkan filantropis, he..he.
Renungan Joger, Sabtu, 19 Agustus 2017.
Alangkah indah dan damainya hidup dan bekerja mencari nafkah di NKRI ini, kalau saja "pajak-pajak" yang sama sekali tidak resmi, seperempat resmi, maupun setengah resmi, tidak terpaksa dibayar oleh para wajib pajak yang sudah bayar pajak ke negara, dengan alasan apa pun juga, termasuk juga tidak dengan alasan kewajiban sosial maupun alasan menjaga keamanan lingkungan.
Renungan Joger, Jumat, 18 Agustus 2017.
Diri kita yang sekarang maupun yang akan datang, adalah gabungan atau campuran yang unik antara semua yang sudah mau kita lakukan maupun semua yang tidak mau kita lakukan di masa lalu. Makanya, kalau bisa, marilah kita songsong hari esok yang lebih gemilang, justru dengan mengambil hikmah dari semua pengalaman masa lalu kita sendiri, orang lain, maupun makhluk lain. Jangan takut, tapi tetaplah baik jujur, kritis, dan waspada! Terima kasih!
Renungan Joger, Senin, 14 Agustus 2017.
Konon hanya ada sekitar 30 ribuan petugas pendamping "dana desa", padahal desa yang menerima "dana desa" sudah sekitar 75 ribuan, apakah harus ditambah jumlah dan ditingkatkan kemampuannya untuk mendampingi perangkat desa2 kita, terutama dalam mencegah penyelewengannya? Ayo, marilah kita bangun desa2 kita secara benar2 baik, jujur, dan tertib! Kurangi pungli, tingkatkan kinerja! Oke?
Renungan Joger, Minggu, 13 Agustus 2017.
Konon ada sekitar 75 ribu desa di NKRI ini sudah menerima dana desa yang jumlahnya bisa lebih dari semiliar rupiah, mungkin sudah waktunyalah para pejabat publik kita mulai menjelaskan bahwa dana desa itu adalah juga merupakan sumbangan yang dibayar oleh para wajib pajak yang mencari nafkah halal dan legal dengan bekerja, berkarya, berhemat, belajar, dan berbagi secara baik, rajin, dan merdeka.
Renungan Joger, Jumat, 11 Agustus 2017.
Kalau memang siap dan pasrah punya dan dijejali dengan berbagai kewajiban yang makin lama makin banyak terus dengan hak-hak yang terus berkurang dan dikebiri, silahkan jadi pengusaha sukses dan kaya! Tapi kalau tidak siap, janganlah jadi pengusaha, tapi pilihlah atau rebut lah profesi yang lain, he..he..he..he.