Renungan Joger, Kamis 13 Juli 2017.
Awas sejuta awas, Pilkada sudah di depan mata kita! Marilah kita mulai manfaatkan mata hati kita untuk melihat, membaca, dan menyimak berbagai macam data maupun informasi tentang rekam jejak para elite politik kita yang punya potensi untuk ikut mencalonkan diri mereka untuk menjadi pemimpin kita! Jangan pilih calon yg punya rekam jejak buruk dan tidak jelas dari mana mereka dapat uang berlimpah?
Renungan Joger, Rabu, 12 Juli 2017.
Ternyata selalu saja ada pihak-pihak pongah yang secara senang hati dan bangga memakai cara-cara yang tidak baik, tidak jujur, tidak adil, tidak simpatik, tidak empatik, tidak beradab, dan jelas-jelas destruktif untuk menarik perhatian pihak lain dan kemudian memaksakan kehendak, seperti yang sekarang dilakukan oleh rezim otoriter "Korea Utara" terhadap "Korea Selatan". Jangan ditiru! Dukunglah "KPK"!
Renungan Joger, Selasa, 11 Juli 2017.
Apakah pemanfaatan "hak angket" yang kita berikan kepada wakil rakyat atau wakil kita memang merupakan satu-satunya cara untuk memperbaiki, mendukung, dan memperkuat kinerja "KPK" kita untuk memberantas segala bentuk korupsi? Apakah tidak ada hal yang lebih penting daripada memanfaatkan hak angket ini maupun itu? Maaf sejuta maaf, tolong jangan lemahkan kinerja "KPK" kita! NKRI kita ini masih butuh "KPK" yang kuat!
Renungan Joger, Senin, 10 Juli 2017.
Alangkah indahnya hidup wajar di NKRI kita yang berdasarkan Pancasila ini, kalau saja para penegak hukum, wakil rakyat, penyambung lidah rakyat, para penguasa, maupun para pengusaha yang ada dan berkiprah di NKRI kita tercinta ini benar-benar baik, jujur, ramah, rajin, adil, beradab, dan tidak korup! Kapan kira-kira masyarakat adil dan makmur bagi seluruh rakyat Indonesia, akan benar-benar terwujud? Kapan? Kapan?
Renungan Joger, Minggu, 09 Juli 2017.
Sport tanpa sportivitas = omong kosong. Menegakkan hukum tanpa moral = ngawur. Kebebasan tanpa niat yang benar-benar baik = liar. Menuntut kesejahteraan yang maksimal tanpa mau dan mampu bekerja maupun berkarya secara maksimal = premanisme. Memberi upah minimum sambil mewajibkan para pekerja maupun para karyawan bekerja dan berkarya secara maksimum = penindasan yang keji.
Renungan Joger, Sabtu, 08 Juli 2017.
Publik Relation atau “PR” yang hebat, adalah “PR” yang terbukti mau dan mampu membuat citra perusahaan yang belum hebat, bisa kelihatan, terdengar, maupun disangka sudah benar-benar hebat. Sedangkan “PR” yang benar-benar baik dan jujur biasanya tidak mau dan tidak pandai melebih-lebihkan, tapi malah kurang disukai oleh para pemakai jasa “PR”, itulah realitas! Waspadailah bahaya kekuasaan uang!
Renungan Joger, Jumat, 07 Juli 2017.
Joger adalah “Pabrik Kata-Kata Ketiga Di Dunia fana yang penuh misteri ini”, justru karena yang pertama maupun yang kedua, kan belum dan tidak akan pernah boleh ada, kecuali kalau sudah ada yang suka mengada-ada atau memang suka melanggar hak cipta milik Mr/Pak Joger sebagai satu-satunya pencipta istilah/nama/merek/cap “Pabrik Kata-Kata Joger” yang hanya mau eksis di Balinesia saja! Oke? Terima kasih! Thank you!
Renungan Joger, Kamis, 06 Juli 2017.
Pada hakikatnya, segala sesuatu dan semua orang yang ada maupun terasa ada di dunia yang fana dan penuh misteri ini pasti punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing yang unik, tapi untuk selanjutnya, masing-masing individu lah yang berhak dan/tapi juga wajib untuk menambah maupun mengurangi kadar dan kombinasinya secara merdeka atau secara bebas dan bertanggung-jawab sesuai dengan keinginan maupun seleranya masing-masing. Oke?
Renungan Joger, Rabu, 05 Juli 2017.
Salah satu (bukan satu-satunya) tugas seorang pengusaha yang benar-benar ingin menjadi pemimpin perusahaan yang baik, jujur, adil, dan beradab, adalah menyadarkan dirinya sendiri dan semua anak-buahnya, bahwa kesejahteraan anak-buahnya maupun dirinya sendiri adalah sepenuhnya dibayar oleh para pelanggan atau konsumen atau raja-raja dan ratu-ratu dunia perdagangan. Setuju?
Renungan Joger, Selasa, 04 Juli 2017.
Setelah baru eksis sejak 1981, ternyata pengunjung "Pabrik Kata-Kata Joger, Kuta maupun TEMAN/TEMpat penyamAN Joger, Luwus" masih saja orang-orang kelas menengah, dalam arti kelas menengah ke atas, ke bawah, ke kanan, ke kiri, maupun kelas menengah yang benar-benar di tengah. Selamat datang di Bali, tempat di mana Joger sejak '81 sudah dan akan tetap eksis, tumbuh, dan berkembang secara wajar. Oke?