Kalau bisa, marilah kita ingat serta sadari betapa banyak dan seringnya kita sudah dan akan tetap memanfaatkan waktu kita untuk memperkaya diri secara fisik dan duniawi, dan betapa minim atau jarangnya kita memanfaatkan waktu kita untuk memperkaya diri kita secara batin dan surgawi!
Kalau bisa, janganlah obral habis semua rasa maupun sikap hormat kita hanya untuk menghormati orang-orang besar & orang-orang kaya secara ber-lebih2an, karena orang-orang kecil dan miskin juga berhak mendapatkan penghormatan yang wajar dari kita.
Kalau memang jelas-jelas sudah tidak baik, tidak bisa, dan/atau apalagi tidak mau, sebaiknya janganlah dipikirkan lagi! Lupakan sajalah!!!
Apa gunanya sukses, kalau tidak bahagia? Tapi bagai mana kebahagiaan kita bisa terwujud, kalau kita hanya sibuk bercita-cita, bermimpi dan/atau tidak benar-benar melakukan hal-hal yang maslahat untuk mencapai hal-hal yang kita putuskan sebagai ideal kita?
Lebih baik hidup bersama dengan orang yang cintanya sekecil kuku dan/tapi setiap hari tumbuh secara wajar dan damai, daripada dengan orang yang cintanya sebesar gunung api, dan/tapi setiap saat siap meledak serta menghancurkan segala sesuatu yg ada di sekitarnya. Wajar2 sajalah.
Persatuan yang dipaksakan secara tidak adil, tidak beradab dan/atau tanpa itikad/niat baik untuk saling menghargai perbedaan secara berkesinambungan adalah salah satu bentuk penjajahan dan/atau penindasan yg harus kita hapuskan dari muka maupun belakang bumi kita yg indah ini.
Kalau ingin bahagia, syukurilah hal-hal positif atau maslahat yg telah terjadi pada diri kita selama ini. Tapi jika ingin lebih bahagia, justru syukurilah hal-hal negatif atau mudarat yg telah tidak terjadi pada diri kita selama ini.
Kalau kita memang benar2 ingin dosa-dosa kita di hapuskan oleh Tuhan Yang Mahapengampun, sadari, sesali, serta janganlah pernah ulangi pikiran, perkataan, perasaan dan/atau perbuatan negatif yang bertentangan dengan teriakan maupun bisikan hati nurani kita yang terdalam! OK?