Selama tidak kita biarkan tumbuh secara liar dan berlebih-lebihan, rasa iri sebenarnya bisa sangat mendorong kita untuk berusaha lebih keras demi tercapainya hasil yang lebih baik dan lebih hebat bagi kemaslahatan kita bersama.
Untung saja saya (Mr. Joger) yang jelek, bodoh, dan sangat keras kepala ini tidak merupakan satu-satunya manusia Indonesia yang menentukan kebijakan publik di republik ini. Karena kalau hal tersebut terjadi, pasti NKRI kita yang indah, kaya, luas, subur, dan konon sama-sama sangat kita cintai ini akan hancur lebur. Makanya pilihlah pemimpin yang tidak seperti Mr. Joger!
Kalau memang benar-benar ingin membangun negeri secara benar-benar baik, jujur, rajin, bertanggung jawab, dan/atau tidak ngawur, marilah kita galakkan atau tingkatkan kecemburuan berbuat sosial yang positif dan konstruktif, justru untuk mengurangi kecemburuan sosial yang negatif dan destruktif. Kurangilah kebiasaan buruk mengumbar rasa iri dan/atau apalagi dengki!
Sebenarnya kami juga punya uang cukup untuk membeli kekuasaan, tapi kami tidak mau punya kekuasaan yang terlalu besar, karena ketika punya kekuasaan kecil saja, kami sudah sering tergoda untuk bersikap sok kuasa alias menyalahgunakan kekuasaan kecil kami. Semoga saja kami tidak sampai punya kekuasaan yg terlalu besar maupun terlalu kecil! Wajar-wajar sajalah.
Pendidikan yang paling efektif adalah dengan memberi contoh. Pendidikan yang disajikan dengan kekerasan cenderung membuat anak didiknya akan tumbuh menjadi manusia yang keras dan bengis tapi rendah diri. Makanya, justru karena sudah banyak contoh negatif, marilah kita hapuskan kekerasan dalam pendidikan! Wajar2 sajalah!
Awas 1001 awas! Waspadailah bahaya laten penyakit malas yang sering kali malah menyerang orang-orang 'cerdas yang buas'. 'Orang cerdas yang buas' adalah orang yang cenderung hanya memanfaatkan kecerdasan otaknya secara licik untuk bisa memperoleh banyak uang tanpa perlu bekerja maupun berkarya nyata/produktif. Waspadailah bahaya laten manusia buas!
Jika rasa dengki atau rasa iri yang didasari kebencian, sudah kita terima sebagai satu-satunya cara menyikapi keberhasilan sesama kita dalam meraih cita-cita mereka untuk lepas dari kemiskinan, janganlah heran, kalau makin sedikit sesama kita yang bersedia bekerja keras untuk meraih cita -cita mereka untuk jadi kaya maupun jadi sejahtera secara terbuka. Oke?