Pertanyaan sederhana: Apa jadinya NKRI kita tercinta ini, kalau semua pejabat publik hanya mau jadi pengawas, tapi tidak mau diawasi dan juga tidak mau maupun mampu mengawasi dirinya sendiri? Apa jadinya NKRI ini, Kalau Oknum2 yang tidak tertib malah kita angkat jadi penertib?X?X?
Kalau memang sama-sama baik, sama-sama tidak jahat, dan sama-sama jujur, mana lebih bermanfaat bagi desa kita, apakah orang asli yg sudah lama merantau keluar atau orang luar atau pendatang yg secara nyata mengubah desa kita dengan menciptakan lapangan pekerjaan yg menyejahterakan banyak orang secara wajar dan nyata? Jujurlah
Orang merdeka, adalah orang yang benar-benar berbuat baik dan tertib karena mengikuti suara hati nuraninya yang benar-benar baik, lebih baik, maupun terbaik, bukan mengikuti bujukan atau desakan naluri keserakahan atau egoisme atau ketakutannya yang berlebih-lebihan! Merdeka!
Sebagai orang Bali karena lahir di Bali, saya sering merasa sedih melihat maupun mendengar adanya warga Bali yang (pasti karena terpaksa) ikut transmigrasi maupun pergi ke luar negeri untuk jadi (istilah kerennya) 'pahlawan devisa', dan dari sebab itulah saya melalui Joger mengajak (terutama) warga Bali untuk bergabung menjadi anggota keluarga Joger. Hubungi Joger, Tlp 0361-752523
Walaupun sangat amat sulit, tapi janganlah pernah benar2 putus asa untuk memberantas korupsi, kolusi, nepotisme, premanisme, temanisme, maupun terorisme dalam bentuk atau wadah apapun juga. Marilah kita benar2 (tidak hanya seolah-olah atau hanya di mulut saja) belajar untuk jadi orang baik dan tertib sampai benar2 bisa & sampai benar2 terbiasa. Sadar & jayalah NKRI!
Menurut perhitungan Astrologi Tiongkok Kuno, 354 hari terhitung mulai tanggal 19/02/2015 s/d 07/02/2016 adalah termasuk dalam perhitungan tahun 'kambing kayu', bukan tahun sate kambing, bukan tahun kambing congek, bukan tahun kambing hitam, bukan tahun kandang kambing, dan juga bukan tahun kambing kandang.
Kami adalah kumpulan orang-orang yang sudah pernah miskin dan sudah pernah kaya, tapi setelah kami bandingkan, ternyata kaya memang lebih enak dan lebih tenang. Darisebab itulah marilah kita rajin bekerja supaya kaya, tapi tentu saja tanpa membiarkan/membuat orang lain tetap miskin.
Yang membuat kita sukses dan bahagia bukanlah harta atau kedudukan atau kepandaian, melainkan sikap yang baik dan benar yang kita pakai untuk mensyukuri segala sesuatu yang ada maupun terasa ada dalam kehidupan kita. Okey??
Kalau soal kemiskinan, jangankan orang yang terlanjur kaya, orang yang terbiasa miskin pun sebenarnya sangat tidak suka miskin. Benar, kan?!?
Orang-orang bernasib baik adalah orang-orang yang sudah mau dan mampu mensyukuri keberadaannya atau hidupnya secara apa adanya, tanpa perlu menunggu terjadinya keajaiban-keajaiban atau mukjizat-mukjizat yang luar biasa dari Tuhan Yang Mahakuasa, Mahapengasih, dan Mahapenyayang.