Kalau memang ingin dan suka ditakuti, lakukanlah hal-hal yang menakutkan pada para pengecut! Tetapi kalau memang ingin dan suka dihormati dan dicintai oleh seluruh rakyat Indonesia, pikirkan, rancang, dan lakukan lah hal-hal yang benar-benar baik, bermanfaat, dan terhormat secara benar-benar (tidak seolah-olah saja) wajar, optimal, adil, beradab, dan berkesinambungan bagi seluruh (cukup 90%) rakyat Indonesia yang heterogen, yang otonom, maupun yang masih heteronomi! Selamat mencoba sampai sukses!
Yang lebih potensial menggerogoti kemajuan sebuah bangsa bukanlah para penganggur berpendidikan rendah, tapi justru para penguasa korup yang sangat amat piawai, rajin, licik, dan licin menyalahgunakan kekuasaan atau wewenang mereka secara berjamaah maupun secara individual dalam rangka memperkaya diri maupun kelompok mereka secara mentang-mentang dengan menghalalkan, melegalkan, serta melogiskan segala cara. Kalau kurang percaya, silahkan renungkan lebih serius dan lebih dalam! Setuju?
Kalau memang ingin dan suka ditakuti, lakukanlah hal-hal yang menakutkan pada para pengecut! Tetapi kalau memang ingin dan suka dihormati dan dicintai oleh seluruh rakyat Indonesia, pikirkan, rancang, dan lakukan lah hal-hal yang benar-benar baik, bermanfaat, dan terhormat secara benar-benar (tidak seolah-olah saja) wajar, optimal, adil, beradab, dan berkesinambungan bagi seluruh (cukup 90%) rakyat Indonesia yang heterogen, yang otonom, maupun yang masih heteronomi! Selamat mencoba sampai sukses!
Setinggi-tingginya langit yang kita sangka sebagai langit yang tertinggi hari ini, besok atau lusa pasti akan muncul langit yang lebih tinggi! Sedalam-dalamnya sumur yang kita gali hari ini, pada suatu saat nanti pasti ada dasarnya! Makanya, kalau bisa, janganlah pernah merasa puas diri atau merasa puas atas pencapaian kita hari ini, karena perkembangan ilmu pengetahuan selalu bertumbuh dan berkembang sesuai dengan kebutuhan manusia, perkembangan zaman, maupun perkembangan tekhnologi yang merevolusi!
Kalau belum saatnya diam janganlah diam, walaupun ada pepatah yang berbunyi "Bicara itu perak, diam itu emas!", tapi apa gunanya jadi “emas 25 karat” kalau bangsa atau NKRI kita tercinta ini sedang “tidak baik-baik saja” di hampir semua aspek kehidupan kita bersama sebagai segumpal bangsa yang sejak awal maupun sampai sekarang masih saja belum benar-benar mau dan mampu mewu judkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat kita yang heterogen, otonom, maupun yang masih saja lebih suka tetap bersifat & bersikap heteronomi? Bicara!
Jangankan penguasa yang sedang sangat amat berkuasa, bahkan rakyat kecil yg sedang sangat amat tidak berkuasa pun tidak akan suka diatur, ditertibkan, maupun dilarang-larang untuk melakukan kegiatan yang mereka anggap dan/atau apalagi yang mereka yakini sebagai benar-benar baik dan bermanfaat bagi diri atau keluarganya! Setuju? Terima kasih!
Paling repot punya teman lama yang secara tiba-tiba saja berubah sifat maupun berubah sikap menjadi musuh yang tidak lagi mau dan bisa kita ajak bicara maupun berunding secara baik-baik, jujur, adil, beradab, dan/atau wajar, terutama ketika kita masih saja berharap bisa dan boleh tetap berteman dengannya. he..he. Selamat menderita secara sadar, he..he..
Sejelek-jeleknya maupun selemah-lemahnya manusia, apalagi manusia beriktikad, biasanya pasti akan berusaha melawan kalau diejek, dijelek-jelekkan, dihina, ditindas, dijajah, difitnah, maupun dipaksa untuk bayar pajak secara sewenang-wenang oleh para penguasa yang masih suka dan rajin melakukan korupsi, kolusi, nepotisme, premanisme, mafia-isme, mentang-mentangisme, dan/atau apalagi mentung-mentungisme, he..he..he.
Perlakukanlah atau sikapilah manusia secara “beriktikad” atau secara “benar-benar baik, jujur, adil, beradab, wajar, optimal, bermoral, beretika, berkeagamaan, berke-Tuhan-an, berperikemanusiaan, berwawasan lingkungan, berwawasan kebangsaan, bersemangat gotong-royong, berasas kekeluargaan, berkemerdekaan, dan/atau benar-benar berwawasan kesetaraan, maka manusia pun tidak akan mau mempelajari, memahami, memiliki, serta menjalankan sifat maupun sikap seperti binatang! Oke? Terima kasih!
Cinta sejati yang benar-benar tulus memang sebaiknya lah kita rawat dan pupuk secara benar-benar baik, jujur, adil, beradab, sehat, alias secara benar-benar wajar dan/atau optimal, tapi tentu saja janganlah sampai memupuk cinta sejati yang tulus dengan pupuk kimia maupun dengan pupuk kandang yang berbau busuk, he..he..he. Terima kasih!