Renungan

Kalau benar-benar cinta NKRI, jadilah politikus "beriktikad" atau politikus yang "benar-benar baik, jujur, adil, beradab, bermoral, beragama, ber-TUHAN, berperikemanusiaan, berwawasan Pancasila, berwawasan kebangsaan, dan/atau berwawasan kesetaraan”, bukan malah ikut-ikutan jadi "tikus” yang suka memonopoli maupun mengoligopoli kekuasaan hanya untuk bisa dan boleh melakukan korupsi, kolusi, nepotisme, koncoisme, premanisme, mafiaisme, maupun terorisme dalam rangka memperkaya maupun memperjaya diri maupun kelompok kita sendiri saja Oke?

Dulu hampir semua kucing sangat garang dan lincah mengejar dan menangkap para tikus yang berkeliaran di rumah-rumah maupun di gudang-gudang, tetapi belakangan, mungkin karena setiap hari diberi makanan yang enak, mereka malah berubah menjadi jinak yang takut pada tikus-tikus, he,,he,,he. Itulah "evolusi negatif sebagai buah kenyamanan hidup yang terlalu nyaman", he,,he. Selamat berevolusi secara positif! Merdeka!

Marilah kita curigai maupun hargai pendapat atau keputusan kita sendiri secara benar-benar baik, jujur, bijaksana, dan bertanggungjawab, sehingga kita pun tidak sampai secara membabibuta, dan tergesa-gesa menolak, menerima, maupun menjalankan ide-ide, konsep-konsep, saran-saran, maupun bisikan suara hati orang lain.

Orang yang bisa mengobati (dokter/dukun/terkun) saja tidak boleh menyakiti sesama tanpa alasan dan tujuan yang baik, lebih baik maupun terbaik, apalagi kita yang tidak bisa mengobati!

Kalau tidak bisa memperbaiki, janganlah merusak! Kalau tidak bisa menciptakan dan memberikan nyawa manusia kepada manusia, janganlah mengambilnya nyawa atau membunuh manusia!

Kalau bisa, janganlah berkeinginan untuk memperkaya diri dengan atau sambil membiarkan dan/atau apalagi membuat orang lain jadi tambah miskin secara berkesinambungan. Oke?

Mungkin karena NKRI kita ini tidak selebar daun kelor lah beberapa presiden maupun wakil presiden kita sejak 1945 sudah dan akan tetap saja mengalami kesulitan maupun dilema yang tidak sederhana dalam memimpin para pembantunya untuk mewujudkan, merawat, maupun menumbuhkembangkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia? Marilah kita pilih dan dukung pemimpin-pemimpin yang benar-benar baik dan jujur!

Kami (keluarga Joger dan GARING) tetap sangat bersyukur, walaupun kami akan benar-benar lebih bersyukur lagi, kalau Pak Mahfud MD benar-benar (tidak seolah-olah saja) diberi dan mendapat panggung, peran, dan wewenang yang lebih tinggi dan lebih luas untuk mengatur, menertibkan, menyatukan, membangun, serta memajukan NKRI yang konon sangat amat kita cintai ini.

Sebelum, sembari, maupun sesudah mencari kambing hitam di luar diri kita, di luar keluarga kita, di luar partai kita, maupun di luar negeri kita, marilah kita lakukan evaluasi diri, introspeksi, mawas diri, dan perbaikan niat dan sikap hidup kita sendiri masing-masing secara beriktikad atau secara benar-benar baik, jujur, adil, beradab, dan/atau benar-benar merdeka, karena pada dasarnya "kemerdekaan" adalah hak dan kewajiban asasi segala bangsa dan/atau semua orang. Oke? Terima kasih!

Apa Gunanya ngaku diri kita beragama, kalau tidak ber-Tuhan? Apa gunanya ngaku diri kita beragama dan ber-Tuhan, kalau tidak berperikemanusiaan? Apa gunanya ngaku diri kita beragama, ber-Tuhan, maupun berperikemanusiaan, kalau tidak berwawasan lingkungan? Apa gunanya ngaku diri kita beragama, ber-Tuhan, berperikemanusiaan, maupun berwawasan lingkungan, kalau tetap saja suka melakukan korupsi, kolusi, maupun nepotisme?