Tahukah Anda, bahwa bagi orang-orang yang punya prinsip yang ekstra kuat, mereka biasanya cenderung lebih suka memilih masuk penjara seumur hidup dan/atau bahkan lebih memilih untuk dihukum mati daripada berubah dan/atau apalagi untuk menyerah kalah pada orang-orang maupun pihak-pihak yang mereka yakini sebagai penindas maupun penjajah yang ngawur, barbar, kafir, kejam, maupun keji. Setuju? Merdeka!
Sebagai "orang beriktikad" atau sebagai "orang yang benar-benar (tidak seolah-olah saja) berniat baik yang benar-benar baik, lebih baik, maupun terbaik, tidak berniat baik yang terlalu baik dan juga tidak berniat baik yang terlalu tidak baik", sudah selayaknyalah kita tidak selalu secara membabi buta membalas semua ketidakbaikan dengan ketidakbaikan, tapi marilah kita pakai akal budi maupun akal sehat kita untuk tidak selalu membalas semua ketidakbaikan dengan ketidakbaikan secara membabi buta. Setuju? terima kasih!
Sebagai "orang beriktikad" atau sebagai "orang yang benar-benar (tidak seolah-olah saja) berniat baik yang benar-benar baik, lebih baik, maupun terbaik, tidak berniat baik yang terlalu baik dan juga tidak berniat baik yang terlalu tidak baik", sudah selayaknyalah kita tidak selalu secara membabi buta membalas semua ketidakbaikan dengan ketidakbaikan, tapi marilah kita pakai akal budi maupun akal sehat kita untuk tidak selalu membalas semua ketidakbaikan dengan ketidakbaikan secara membabi buta. Setuju? terima kasih!
Jika memang benar-benar ingin NKRI kita tercinta ini tetap utuh dan maju ke arah yang lebih baik, marilah segera kita bubarkan
KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) maupun OJK (Otoritas Jasa Keuangan) sambil makin rajin mendirikan partai-partai politik yang
para pemimpinnya maupun segenap anggota pendukungnya memang benar-benar baik, jujur, adil, dan beradab bekerja nyata,
berkarya kreatif, maupun khusyuk berdoa dalam rangka mewujudkan, merawat, maupun menumbuhkembangkan keadilan sosial bagi seluruh (bukan segelintir) rakyat Indonesia yang heterogen, yang otonom, maupun yang masih heteronomi.
Kalau kita sendiri tidak suka diatur, seharusnyalah (Das Sollen) kita benar-benar mau dan mampu mengatur kinerja otak, hati mulut, maupun jari-jari kita sendiri masing-masing secara benar-benar baik, jujur, adil, beradab, wajar, dan/atau optimal, justru agar tidak sampai ada sesama kita yang kita paksa untuk mengikuti selera pribadi kita yang belum tentu cocok dengan selera orang lain. Marilah kita hidup bersama secara beradab! Setuju?
Kalau tidak salah, sejak 6000 tahunan sebelum masehi, nenek omyang manusia sudah berhasil menyimpulkan dan menyepakati sederetan kalimat (pesan dalam bahasa Sansekerta) dari Tuhan Yang Maha Esa yang antara lain berbunyi "Tat Twam Asi" yang kalau kita terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, maknanya adalah "Itu adalah Engkau", karena melalui pesan itulah Tuhan ingin menegaskan kembali, bahwa di hadapan Beliau kita semua adalah setara! Marilah kita saling menghargai acara merdeka!
Kalau semua orang yang disakiti harus atau kita wajibkan untuk balas menyakiti, berarti dalam 3x24 jam semua orang yang ada di dunia ini akan menemui ajalnya karena kelelahan harus balas menyakiti semua orang yang menyakitinya maupun karena menderita kesakitan. Makanya, kalau bisa, biarlah kita menjadi contoh yang baik dan beradab untuk tidak membalas semua perbuatan yang menyakiti dengan menyakiti. Setuju? Thank you!
Orang yang benar-benar (tidak seolah-olah saja) merdeka adalah orang yang sudah dan akan tetap benar-benar tidak mau memikirkan, merencanakan, mewacanakan, menulis, maupun melakukan hal atau kegiatan yang tidak baik, tidak adil, dan tidak beradab, bukan karena takut, bukan karena dipaksa, dan juga bukan karena dibayar, tapi sepenuhnya karena benar-benar sadar dan paham bahwa dirinya adalah manusia yang benar-benar punya hak untuk benar-benar menghormati, menghargai dan mencintai TUHAN Yang Mahabijaksana! Oke??
Sebagai sesama pencinta Balinesia alias Bali yang tak terpisahkan dari Indonesia, dari ASEAN, dari Asia, dari Dunia, maupun dari alam semesta kita yang sama dan yang satu ini, marilah kita secara ber-sungguh-sungguh laksanakan secara optimal berbagai macam kebaikan maupun kebajikan sebagai ibadah atau sebagai tanda bahwa kita benar-benar menghormati, menghargai, dan mencintai Tuhan (kita bersama) Yang Maha Esa, Mahabaik, Mahabijaksana, Mahapencipta, Maha-tidak-butuh-apa-apa, Maha-tidak-butuh-siapa-siapa, Mahakuasa, dan Maha Adil! Jauhilah sikap sok kuasa maupun sok ngatur! Oke? Terima kasih!
Kalau saja "kita semua" senantiasa "beriktikad" atau senantiasa benar-benar mau, mampu, sempat, ikhlas, dan mantap menjadikan "iktikad" atau "niat baik kita yang benar-benar baik, lebih baik, maupun terbaik, bukan niat baik yang terlalu baik, dan/atau apalagi niat baik yang terlalu tidak baik" sebagai "Conditio sine qua non dalam memutuskan "untuk mau" maupun "untuk tidak mau" melakukan "vita activa" apapun, tentu saja kehidupan kita bersama akan benar-benar baik, adil, beradab, sehat, dan bahagia. Lebih baik agak utopia daripada terlalu distopia! Terima kasih!