Kalau memang hanya sekadar untuk berteman biasa, kita memang tidak perlu sampai terlalu pilih-pilih, tetapi kalau untuk kita jadikan pacar dan/atau apalagi pasangan hidup, sebaiknyalah kita benar-benar ekstra lebih berhati-hati dan/atau lebih teliti!
Marilah kita hargai dan pelihara cinta sejati kita, justru dengan menjaga agar kita tidak terlalu sering melakukan hal-hal negatif atau aneh-aneh yang perlu dan pantas dimaafkan oleh sesama atau oleh orang yang sangat amat kita cintai dan mencintai kita!
Maaf, saya benar-benar tidak berminat untuk bersaing dengan Anda maupun dengan pihak lain, tetapi saya sangat antusias bersaing dengan diri saya sendiri secara benar-benar baik, jujur, adil, beradab, wajar, dan/atau optimal yang berkesinambungan.
Apa gunanya seolah-olah berdamai dengan orang lain, pihak lain, alam semesta maupun dengan Tuhan Yang Mahadamai, kalau dengan diri kita sendiri saja kita masih belum benar-benar mau, mampu, sempat, ikhlas, dan mantap berdamai secara benar-benar baik, jujur, adil, beradab, dan berkesinambungan.
Manusia adalah salah satu makhluk hidup yang sangat amat ambigu atau yang sangat amat membingungkan, karena kalau tidak sangat amat membingungkan, berarti bukan manusia, tetapi mungkin saja malaikat. HE..HE..HE.
Orang-orang yang taat beragama, biasanya pasti mau dan juga mampu berbuat baik dan bermanfaat bukan hanya bagi diri atau kelompok maupun agamanya sendiri saja, tetapi juga bagi sesama maupun bagi lingkungan hidup kita bersama secara benar-benar wajar, optimal, adil, beradab, dan berkesinambungan.
Bagaimana kita mau menuntut para pemimpin rakyat maupun wakil rakyat untuk bersikap maupun bekerja secara baik dan jujur, kalau kita sebagai rakyat atau pemilih saja masih suka menuntut harta maupun tahta sebagai upah kita dalam memilih mereka!
Orang-orang yang kelihatan terlalu pintar maupun terlalu kaya, biasanya akan banyak di-iri-i maupun dibenci justru oleh orang-orang yang belum benar-benar pernah secara bersungguh-sungguh rajin dan tekun belajar, membaca, bekarya nyata, bekerja keras, bekerja cerdas, berhemat maupun menabung secara berkesinambungan.
Mencintai negara itu tidak selalu harus jadi tentara, polisi, hakim, jaksa maupun jadi pengacara saja. Marilah kita cintai NKRI kita ini dengan menjadi diri kita sendiri yang benar-benar baik, jujur, adil, beradab, dan rajin berkarya maupun bekerja nyata, yang konstruktif, kreatif, dan produktif!
Jangankan mahasiswa, bahkan profesor, doktor yang sudah hebat-hebat dan pintar-pintar pun kalau sudah tidak lagi mau belajar maupun membaca buku-buku baru yang bermutu - mungkin saja akan tumbuh menjadi diri sendiri yang bodoh dan dungu.