Orang yang belum pernah benar-benar bekerja keras maupun berjuang tidak akan pernah mengerti arti perjuangan. Dan biasanya mereka akan sangat sulit menghargai prestasi orang lain. Lalu mereka pun cenderung jadi orang yang suka iri, dengki, maupun mentang-mentang.
Keluarga Joger sejak 1981 menganut asas kekeluargaan dalam berkiprah di sektor bisnis tanpa membeda-bedakan segenap anggota keluarga secara negatif dan primordial!
Kalau bisa, janganlah terlalu membenci maupun terlalu mencintai siapa atau apa pun secara berlebihan! Oke? Terima kasih!
Kalau saja kita benar-benar mau bersikap baik dan jujur, seharusnya lah kita sadar dan paham bahwa kita seringkali lebih kejam dan lebih buas daripada binatang liar yang buas. Marilah kita kembali menjadi diri kita sendiri yang benar-benar manusia!
Sebagai bangsa yang benar-benar berbudaya, marilah kita hidup bersama secara benar-benar baik, jujur, adil, beradab, bermoral, beragama, ber-Tuhan, berperikemanusiaan, berwawasan lingkungan, berwawasan kebangsaan, dan berwawasan kesetaraan!
Pada dasarnya kita adalah makhluk yang cerdas, tapi sayang, kecerdasan kita sering kali dikalahkan oleh naluri takut kita untuk hidup secara benar-benar baik, jujur, adil, beradab dan bersahaja. Ok?
Daripada repot-repot dan frustrasi menunggu terjadinya perubahan kearah yang lebih baik secara menyeluruh di negeri ini, mengapa tidak kita coba saja untuk berintrospeksi, kemudian berusaha memperbaiki niat dan sikap hidup kita sendiri masing-masing saja terlebih dahulu? Terima kasih!
Awas! Makin hari makin banyak saja manusia yang tetap kelihatan seperti manusia, tetapi hati dan niatnya malah sudah lebih liar dan lebih buas daripada binatang liar dan buas! Makin hari makin banyak saja musang berbulu ayam. Makin banyak saja kalajengking bersuara jangkrik.
Perdamaian bukanlah hanya sekedar tidak ada pertikaian atau
perang, tapi harus didasari keadilan yang beradab. Perdamaian
tanpa keadilan yg beradab sebenarnya sama saja dengan penindasan yang mirip seperti api dalam sekam atau bom waktu.
Sebagai bangsa yang ingin tetap berbudaya, kita toh tidak mungkin mengisolasi diri dengan menolak segala sesuatu yang berbau asing, apalagi kita yang hidup di Bali. Tanpa orang asing, berarti hanya kita-kita saja lah yang harus jadi tourist di pulau kita sendiri?