Inti sari dari Pancasila adalah “gotong-royong” dalam arti, saling menghormati, saling menghargai, saling mencintai, dan saling melengkapi secara benar-benar baik, jujur, adil, wajar, optimal, dan bertanggungjawab dalam kesadaran dan kapasitas kita masing-masing sebagai makhluk individu yang juga mahkluk sosial.
Malu bertanya memang bisa saja membuat kita tersesat di jalan, tetapi kalau kita hanya rajin bertanya-tanya terus, lalu kapan kira-kira kita akan benar-benar mau dan mampu mulai berjalan mencapai tujuan? Kapan?
Uang berlimpah tanpa cinta, bisa saja membuat hidup kita jadi “pahit”, tetapi sebaliknya, setumpuk cinta tanpa uang - bisa saja malah membuat kita tidak bisa beli “gula” untuk memaniskan hidup kita yang kadang-kadang “pahit”. Terima kasih!
Inti sari dari Pancasila adalah “gotong-royong” dalam arti, saling menghormati,saling menghargai, saling mencintai, dan saling melengkapi secara benar-benar baik, jujur, adil, wajar, optimal, dan bertanggungjawab dalam kesadaran dan kapasitas kita masing-masing sebagai makhluk individu yang juga mahkluk sosial.
Sebagai manusia “berkeagamaan” yang percaya pada Tuhan yang Mahabaik - tentu saja saya tidak mau percaya pada “nasib buruk”, tetapi saya sangat percaya pada “nasib baik”, “nasib lebih baik” maupun “nasib terbaik”. Terima kasih!
Kita sangat butuh investor, kontraktor, kreator, inovator, mentor, ilustrator, motor, kantor, kolor, promotor maupun orang-orang yang benar-benar mau nyetor pelor (uang), tetapi kita sama sekali tidak butuh koruptor, predator, provokator maupun tukang teror berhati kotor. Oke?
Kalau bisa, janganlah pamerkan ketidakbahagiaan hidup kita dengan sering-sering mengeluh, ngomel-ngomel, maupun marah-marah tanpa sebab-sebab yang jelas dan masuk akal.Terima kasih!
Yang Mr/Pak/Sdr Joger maksud dengan “berdoa, berkarya, dan bekerja nyata lah secara optimal”, adalah “berdoalah dalam bentuk secara bersungguh-sungguh berkarya nyata, bekerja nyata, berkeja keras, bekerja cerdas, bekerja sama, maupun bekerja bakti lah secara benar-benar baik, jujur, adil, beradab, bermoral, beretika, dan berkesinambungan!
Almarhum Ayah saya pernah berpesan, “kalau memang mau jadi bajingan, jadilah kepala bajingan, tetapi kalau memang mau jadi orang baik, jadilah kepala orang baik! Merdeka!
Mungkin karena memang “keras kepala” dan juga “keras hati” lah saya (Mr/Pak/Sdr Joger) belum pernah dan tampaknya tidak akan pernah secara benar-benar sukarela bersedia menjadi orang lain maupun menjadi makhluk lain! Terima kasih!