Hidup ini memang hampir selalu sangat mirip dengan "panggung sandiwara", tapi sayang tidak semua dari kita mau mempercayai Tuhan sebagai Maha-sutradara kita, lalu secara pongah malah ingin berperan sebagai Tuhan yang Maha-kuasa.
Apapun yang kita lakukan atau tidak lakukan didunia fana ini, semuanya akan terhitung sebagai "karma" yang cepat atau lambat pasti akan mebghasilkan "pala" atau buah. Jangan remehkan hukum karmapala, karena sangat pasti. Terima kasih!
Memang harus kita akui bahwa sebenarnya kita bisa dan boleh saja punya ribuan alasan untuk melakukan kekerasan di kehidupan yang keras ini, tapi kalau saja kita memang benar-benar mau, sebenarnya kita boleh dan bisa saja punya jutaan alasan untuk saling mencintai, saling menghargai dan saling mendukung dalam kehidupan yang penuh dengan berbagai bentuk kebaikan maupun kelembutan ini. Setuju?
Nasib baik seseorang tergantung pada niat baik dan sikap baik yang dia sudah, sedang, dan akan dijalankan dalam kehidupannya sebagai makhluk individu yang juga mahluk sosial, makhluk religius, makhluk spiritual, makhluk pembelajar, maupun makhluk pencinta lingkungan hidup. Nasib NKRI kita tercinta ini tergantung pada niat dan sikap kita sebagai pencintanya. Oke?
Menurut kamus Joger, netral diartikan sebagai sikap yang sama sekali tidak memihak, kecuali pada kebaikan, keadilan, dan kebenaran yang benar-benar beradab, dalam arti keadilan dan kebenaran yang maslahat bagi diri kita sendiri, tapi tidak mudarat bagi sesama maupun bagi lingkungan hidup kita bersama yang konon sama-sama kita cintai dan dambakan kelestariannya. Oke?
Di Zaman super edan seperti sekarang ini banyak penipuan justru dapat dengan mudah dilakukan oleh orang-orang berpenampilan bagus dan manis, karena kebanyakan dari kita memang lebih suka menilai seseorang hanya dari penampilan fisik atau nampak luarnya saja. Janganlah percaya begitu saja, tapi juga janganlah tidak percaya begitu saja!
Ada nasihat klasik yang berbunyi “kalau tidak pandai tersenyum jangan lah berdagang.” Dan sekarang Joger malah bikin ajakan baru yang berbunyi “Kalau belum benar-benar mau dan mampu menghormati para pendatang secara tulus dan wajar, janganlah jadi pengusaha di bidang pariwisata!”. Setuju? Terima kasih!
Sebagai bangsa yg sudah lebih dari 77 tahun merdeka, sudah selayaknyalah kita mulai sadar dan paham bahwa mencari “profit” dengan menjual barang2 palsu dan/atau jiplakan adalah kegiatan yg tidak baik, tidak adil, dan/atau bahkan memalukan. Setuju?
Salah satu keadaan terbaik yang seharusnya dicapai oleh semua manusia berbudaya adalah keadaan benar-benar terkontrol. Dalam arti, kalau memang belum mampu mengontrol diri kita sendiri, apa salahnya jika kita minta orang lain untuk mengontrol kita?
Apa gunanya menegakkan hukum atau supremasi hukum dalam sebuah negara hukum, kalau ternyata sistem dan praksis penegakan hukum kita hanya baik dan bermanfaat untuk melindungi, menyelamatkan, memanjakan dan menggendutkan deposito segelintir "pemimpin rakyat", "wakil rakyat", "abdi rakyat", maupun "penyambung lidah rakyat", yang selfish dan korup?