Kalau memang benar-benar ingin mengabdi, sebenarnya ada banyak sekali cara untuk mengabdi dan menunjukkan cinta kita pada negeri ini. Antara lain dengan, bagaimana kita menjadi pribadi yang baik, anggota keluarga yang baik, anggota masyarakat yang baik, warga negara yang baik. Tidak harus berebut jadi anggota TNI, Polri, maupun pegawai negeri. Apalagi kalau sampai “nyogok”. Oke?
Fokus memang bagus, tapi terlalu fokus tetap saja tidak bagus, karena ketika kita terlalu fokus pada suatu objek tertentu saja, maka banyak objek bagus maupun lebih bagus yang akan terabaikan tanpa sempat kita ambil hikmahnya. Wajar-wajar sajalah.
Walaupun kita sudah menciptakan lapangan pekerjaan yang menyejahterakan maupun sudah bayar pajak yang relatif lebih banyak daripada wajib pajak yang tidak patuh, janganlah terlalu menuntut pelayanan publik yang baik dan cepat dari para pejabat publik kita yang tentu saja punya banyak sekali kesibukan maupun kepentingan. Marilah kita tingkatkan kesabaran kita dalam hidup di republik kita ini!
Kadang-kadang, kepala memang harus pusing, karena kalau bukan kepala, lalu siapa pula yang harus pusing? Makanya, jika memang tidak mau pusing, janganlah jadi kepala!
Selama tidak kita kembangkan atau biarkan berkembang menjadi terlalu besar, maka rasa iri pun bisa jadi anugerah yang indah dan sangat bisa kita manfaatkan untuk menciptakan kemaslahatan hidup kita bersama.
Kalau memang benar-benar mau mengalah, mengalahlah justru ketika posisi kita sedang kuat dan/atau di atas angin, setidak-tidaknya bukan ketika kita sudah benar-benar kalah.
Hati nurani kita yang terdalam adalah hakim yang paling jujur di dunia fana yang semakin hari semakin dipenuhi dengan manusia-manusia yang makin tidak mau dan tidak mampu menghargai suara hati nuraninya yang terdalam.
Renungan Joger, Minggu, 23 Mei 2021
Barang siapa tidak mau dan/atau tidak mampu menguasai dirinya sendiri, cepat atau lambat biasanya pasti akan dikuasai oleh pihak lain!
Kalau memang sama sekali tidak ada manfaatnya, tentu saja Tuhan Yang Mahabijaksana tidak mungkin akan memberikan kita sifat serakah, tapi untuk selanjutnya adalah hak dan kewajiban kita untuk mengendalikannya, justru agar tidak sampai menjadi terlalu serakah maupun sampai terlalu tidak serakah. Terima kasih!
Harus kita akui bahwa sebenarnya kita punya banyak alasan negatif untuk melakukan kekerasan dalam kehidupan kita yang keras ini, tapi sebenarnya kita juga punya lebih banyak alasan positif untuk saling menghormati, menghargai, maupun mencintai. Atau bagaimana menurut Anda?