Walaupun berbentuk mirip seperti monyet, tapi kita kan punya hati nurani yang bisa dan boleh kita jadikan tempat bertanya jika kita ingin berpikir, berkata, berbuat, berperasaan, maupun bernaluri, sehingga kita pun tidak sampai menjadi binatang liar dan buas, melainkan tetap menjadi manusia yang senantiasa punya kemauan dan kemampuan untuk bersikap adil dan beradab secara berkesinambungan. Beriktikad namanya.
Sebagai manusia merdeka dan berbudaya yang benar-benar ingin hidup bahagia lahir batin, marilah kita jadikan setiap detik kehidupan kita sebagai awal jadi orang baik, lebih baik, atau terbaik dan/atau sekaligus juga sebagai akhir untuk jadi orang yang jahat, curang, kejam, suka mengeluh, dan menjadi masalah atau beban bagi sesama.
Kalau saja mau dan mampu kita sikapi secara kreatif, jangankan keberangkatan pesawat yang di undur 2 jam, keterlambatan lima menit datangnya pacar kita pun bisa saja kita manfaatkan atau isi untuk melakukan sesuatu hal yang baik dan bermanfaat! Oke?
Hidup ini hampir selalu penuh pilihan. Marilah kita sadari, pahami, dan manfaatkan akal-budi (hati nurani dan kebebasan berkehendak) kita untuk memilih apa saja yang mau maupun tidak mau kita lakukan secara benar-benar baik, jujur, adil, beradab, dan bertanggungjawab!
Kalau kita sendiri ingin dan suka kesalahan-kesalahan kita dimaafkan, seharusnyalah kita juga mau, mampu, dan menyempatkan diri kita untuk memaafkan kesalahan-kesalahan sesama yang sudah disadari, dipahami, diakui, dan disesali! Oke?
KALAU BISA, JANGANLAH TERLALU BESAR KEPALA KETIKA DIPUJI, SEHINGGA KITA PUN TIDAK PERLU SAMPAI TERLALU BERKECIL HATI KETIKA DICACI. MERDEKA!!
Orang yang terlalu percaya pada pujian-pujian yang tidak masuk akal, biasanya akan terpaksa percaya pada cacian-cacian yang jauh lebih tidak masuk akal lagi. Makanya, waspadailah pujian-pujian yang tidak masuk akal, terutama yang diberikan oleh pihak-pihak yang tidak jelas kompetensi maupun apa maunya. Oke?!!
Janganlah menuntut HAM (Hak Azasi Manusia) kita dihargai dan dilindungi secara baik dan benar, kalau KAM (Kewajiban Azasi Manusia) kita belum kita jalankan secara baik dan benar! Jangan menuntut hak azasi kita untuk boleh dan bisa hidup layak, sejahtera, damai, tenang, dan/atau bahagia kalau kita masih belum menjalankan kewajiban azasi kita untuk bekerja maupun berkarya secara baik, jujur, dan rajin!
Persatuan yang dipaksakan secara tidak adil, tidak beradab, dan/atau tanpa iktikad/niat yang benar-benar baik untuk saling menghargai perbedaan secara berkesinambungan, adalah salah satu bentuk penjajahan yang harus kita hapuskan dari muka bumi maupun dari belakang bumi yang indah ini. OK?
Janganlah lupa, bahwa diam dan mendengarkan juga bagian koheren dari dialog! Kalau memang belum saatnya diam, janganlah diam! Tetapi kalau memang sudah saatnya bicara, bicaralah secara wajar! OK?