Beberapa teman Jerman saya, mereka sangat sadar dan paham atas kesalahan para generasi tua mereka yang secara sadar maupun karena takut dibunuh oleh kaum NAZI di bawah cekokan Hitler terpaksa ikut membenci orang-orang Yahudi selama bertahun-tahun, tapi tampaknya mereka sepakat genosida terhadap kaum Yahudi yang juga manusia itu adalah aib yang sangat menyedihkan dan memalukan. Apakah kita di NKRI ini juga punya aib seperti di Jerman itu? Atau mungkin tidak?
Ketika sedang kaya, kalau bisa, janganlah mentang-mentang kaya. Ketika sedang miskin, kalau bisa, janganlah mentang-mentang miskin. Ketika sedang berkuasa, kalau bisa, janganlah mentang-mentang berkuasa. Ketika sedang tidak berkuasa, kalau bisa, janganlah mentang-mentang tidak berkuasa. Ketika sedang bergembira, kalau bisa, janganlah mentang-mentang bergembira. Ketika sedang bersedih, kalau bisa, janganlah meraung-raung sampai mengganggu tetangga.
Renungan Joger, Minggu, 31 Januari 2021.
Kalau kita memang yakin bahwa Tuhan itu Mahabaik, marilah kita manfaatkan niat atau keyakinan kita yang baik itu justru untuk senantiasa menjaga dan/atau mengontrol diri kita agar minimal tidak bikin susah orang, dalam arti orang lain maupun diri kita sendiri yang walaupun bagaimana, kan juga orang, bukan orong-orong, bukan orang aring, dan juga bukan orang-orangan. Merdeka!
Ketika melihat para penguasa hidup enak, rasanya ingin sekali jadi penguasa. Tapi ketika melihat banyak penguasa ditangkap KPK dan harus masuk penjara, eh.. lebih baik batal saja jadi penguasa. Ketika melihat para pengusaha hidup enak, rasanya ingin sekali jadi pengusaha. Tetapi ketika melihat banyak pengusaha bangkrut, eh.... lebih baik batal jadi pengusaha! Marilah jadi orang baik, yang selalu berusaha menjadi lebih baik dan/atau bahkan terbaik. OK?
Orang-orang yang punya hati yang benar-benar bersih & mulia, biasanya cenderung akan dengan sangat amat mudah melihat orang lain sebagai sesama yang berhati bersih & mulia!
Berdamai dan/atau menyesuaikan diri dengan orang lain atau dengan banyak orang memang penting, tapi berdamai dan/atau menyesuaikan diri dengan diri kita sendiri jauh lebih penting. Untuk itu, kenali dan pahami terlebih dahulu diri kita justru untuk memperoleh kedamaian dan keselarasan hidup yang lebih baik!
Hindari berurusan dengan orang-orang licik yang selalu memaksakan diri untuk ikut berkiprah di bidang usaha yang pada prosesnya memerlukan daya inovasi dan/atau kreativitas, padahal bisa dan kemauannya hanya meniru, menjiplak hasil karya/ciptaan orang lain yang sudah terbukti laku. Tiruan itu hasil meniru! Tiruan itu seolah-olah asli padahal itu palsu!
Bersyukurlah di segala cuaca, maka kita pun niscaya (akan) bahagia dan kaya di segala cuaca. Syukurilah apa maupun berapa pun yang berhasil kita peroleh setelah benar-benar bekerja dan berjuang seoptimal atau sebaik mungkin, maka kita pun tidak akan punya alasan untuk merasa diri kita miskin maupun tidak bahagia! Sifat & sikap positif yang sebaiknya kita miliki serta jalankan, adalah bersyukur di segala cuaca. Setuju? Terima kasih!
Sebagai pengusaha yang merdeka, untuk melakukan kebaikan maupun kebajikan, Joger tidak perlu disuruh dan/atau apalagi dipaksa. Untuk membatasi diri, Joger malah sejak awal atau sejak bulan Maret 2020 sudah langsung tutup total. Lalu sejak 1 Oktober 2020 Joger juga hanya buka dari jam 10 pagi sampai jam 5 sore saja. Marilah kita batasi kegiatan kita secara benar-benar baik, jujur, adil, beradab, dan bertanggungjawab, dan/atau yang benar-benar merdeka! Selamat datang di Bali yang baik, jujur, unik, bersih, dan aman!
Salah satu dari sekian banyak penghalang kemajuan yang juga merupakan pupuk keterpurukan maupun kemunduran kualitas sumber daya manusia adalah kesombongan, puas diri dan kekeraskepalaan kita sendiri.