Kalau saja Pancasila kita sudah benar-benar diamalkan secara “beriktikad” atau secara “benar2 baik, lebih baik, maupun terbaik, tidak terlalu baik, dan juga tidak terlalu tidak baik” atau secara “benar2 wajar, optimal, adil, beradab, berkeagamaan, berke-Tuhanan, berperikemanusiaan, berwawasan lingkungan, berwawasan kebangsaan, bersemangat gotong royong, berasas kekeluargaan, berwatak merdeka, dan/atau secara benar2 berwawasan kesetaraan, tentu saja tidak ada rakyat Indonesia yang merasa pantas dan perlu belajar paham-paham maupun doktrin yang aneh2!
Comments are closed.